“Selamat Positif”

image
Ketika dokter mengatakan “Selamat ya bu, positif”, apa yang bakal pasutri rasakan? Kalau kami tentu bahagia.

Sudah lama saya ingin menulis tentang kelahiran kedua anakku. Baru kali ini akhirnya bisa juga. Kini kami sudah memiliki dua orang anak. Pastinya bahagia dan tak berheti bersyukur. Cerita ini akan kuawali dengan kelahiran pertama.

Anak pertamaku jenis kelamin laki-laki yang lahirnya pasa 8 Mei 2009, dengan Berat Lahir 3,8 kg dan panjang 53 cm. Lumayan besar untuk tubuh sekecil gini, hehehe… Pastinya bahagianya tak terkira. Apalagi saya dan suami memang inginnya anak pertama laki-laki. Alhamdulillah yang tak henti-hentinya.

Menunda tapi Gol

Sebenarnya, kami ingin menunda memiliki anak meski tak pakai KB. Saat itu, saya masih pengobatan TB. Sudah bulan-bulan terakhir pengobatan sih. Ternyata takdir berkata lain. Baru sebulan nikah, saya sudah merasakan tubuh ada yang beda.

Saya menikah Juli 2008 saat usia sudah 26 tahun. Dan saat agustus akhir, saya merasa tubuh ini kok ada yang lain. Perut begah dan sakit seperti mau menstruasi. Saya tanya sana sini dan tandanya sepertinya sama.

Sebenarnya, jatah tamu bulanan baru awal bulan selanjutnya. Tapi, perasaan beda itu sudah ada sejak pertengahan hingga akhir agustus. Akhirnya beli testpack, cm masih negatif. Nggak puas, periksa ke dokter. Jawabannya sih memang ada seperti pembengkakan, tapi harus balik lagi setelah dua minggu.

Setelah menanti dua minggu, waktu itu tiba juga. Dan hasilnya “selamat ya bu, positif,” kata bu dokter. Kami berdua yang mendengar tentu bersyukur. Alhamdulillah… Memang manusia hanya bisa berencana selebihnya Tuhan yang menentukan. Semoga anak cowok (bersambung)