Bayi Baru Lahir Sudah Pakai Pospak

Popok sekali pakai alias pospak alias disposable diaper memang mempermudah orangtua. Cucian jadi nggak selangit akibat sering ngompol. Cuma, bagaimana jika bayi baru lahir sudah dipakaikan pospak?

Saya termasuk ibu-ibu yang nggak gaul. Saya pikir semua rumah sakit menyediakan popok kain saat bayi lahir. Anggapan saya itu karena saat anak pertama, rumah sakit meminjamkan popok dan pakaian untuk bayi baru lahir.

Nah, pas kelahiran anak kedua, kami agak-agak kaget kok bayi baru lahir langsung dipasangkan pospak. Berhubung saya di ruang operasi, saya tidak lihat sejak kapan bayi kami dipasangkan pospak. Soale di foto ketika bayi dihangatkan, sudah pakai pospak.

Saya memang telat mengetahui bahwa rumah sakit tempat saya akan melahirkan memang memakaikan pospak ke baby newborn, bukan meminjamkan popok kain tradisional. Saya baru tahu setelah baca ketentuan barang-barang yang harus dibawa untuk proses persalinan. Duh, wis kadung (sudah terlanjur). Mau pindah rumah sakit, repot lagi nanti dokternya.

Sewaktu saya tahu tentang pospak itu, saya langsung tanya ke bidan. Jawabannya pospak memang dipakaikan untuk mengetahui urine baby dengan menimbangnya. Oalah….

Lantas kenapa rumah sakit dulu tempat anak pertama lahir tidak melakukannya? Saya tanya dokter, jawabannya kompak.

Ehm…mungkin jawaban petugas medis itu benar. Cuma kok nggak tega aja, bayi baru lahir gitu sudah pakai pospak sepanjang hari. Meski bidan menjawab, pospak diganti secepatnya untuk mencegah iritasi dan disediakan rumah sakit.

Awalnya, saya dan suami sepakat, apa bawa popok kain dari rumah saja terus dikasih ke susternya. Nanti biar kita yang mencucinya. Cuma setelah dipikir-pikir, apa susternya mau ganti saat baby sedang di ruang baby? Dan apa kami sempat mencucinya? Sepertinya kami harus ngikut aja.

Sekali lagi, saya memang ibu yang ilmunya belum banyak. Cuma pernah baca, pospak itu bukankah terbuat dari bahan kimia yang bisa mengganggu kesehatan? Lalu apa mengganti rutin bisa mengurangi risiko dari bahan kimia? Mengganti rutin itu untuk mencegah iritasi saja kan? Bagaimana dengan efek jangka panjang ya? Dokter-dokter tentu tahu itu.

Artikel yang saya baca menyebutkan beberapa kandungan di pospak seperti

1. Dioxin yang bersifat karsinogen (bisa menyebabkan kanker)

2. Sodium polyacrylate yang tugasnya menyerap cairan (air pipis/kencing). Kandungan ini akan berubah menjadi gel apabila basah. Selain itu juga bisa membuat kulit bayi menjadi ruam,

Kabarnya kandungan ini tidak lagi digunakan dalam pembalut wanita sejak 1995 akibat dikaitkan dengan Toxic Shock Syndrome.

3. Pospak juga mengandung tributyl tin (TBT). Bahan ini mencemari alam dan bisa menganggu sistem hormon dan imunisasi badan.

4. Ada yang lebih mengerikan lagi nih untuk bayi laki-laki. Sebuah penelitian di Jerman pada tahun 2000 menemukan pospak menaikkan suhu sekitar skrotum dan bisa menyebabkan rusaknya mekanisme penyejukan yang ada. Akibat masa depan ada memengaruhi kesuburan.

Belum lagi pospak terbuat dari bahan yang membutuhkan waktu bertahun-tahun sekitar 500 tahun untuk mengurainya. Apa para petugas kesehatan tak mempertimbangkannya? Kasihan lingkungan.

Mengukur urinenya harus dengan menimbang pospak toh, nggak bisa cara lain? Hingga sekarang saya masih bingung. Tapi memang salah kami, bertanyanya kurang banyak sejak awal kontrol, hehe… Zaman sudah berubah. Semakin ke sini, semua hal dibuat lebih mudah.

Buat calon ibu yang tak senang bayinya pakai pospak, sejak awal mending ditanyakan ke petugas apakah usai lahir bayinya langsung dipakaikan pospak sepanjang hari atau tidak. Jika tak keberatan sih, tidak masalah.