Cara Ibu Nyalurin Amarah Dibanding Bentak Anak

image
Sumber foto: mommyofamonster

Banyak hal yang saya pelajari setelah menjadi ibu rumah tangga. Sejak bangun tidur hingga anak tidur lagi rasa-rasanya waktu ini habis bersama kedua buah hatiku. Malam hari ketika anak-anak tidur, saya hanya bisa meratapi diri sendiri. Kenapa saya masih belum bisa bersabar seperti ibu-ibu lainnya.

Saya sadari saya masih suka mengeluarkan suara keras dengan membentak meski niatnya untuk bersikap tegas. Kapan saya bisa berubah? Padahal berbagai tips sudah saya baca, tapi kenapa berubah untuk menerapkan cara yang benar itu butuh perjuangan ya. Mau nerapin, eh lupa. Udah kebawa emosi duluan. Adakah cara yang manjur? Atau belajar dengan sendirinya karena terbiasa?

Kalau habis mengomel, nyesel banget. Rasanya ingin mengerem mulut ini, tapi kok nyerocos aja. Misalnya ada papanya atau neneknya mending, kita bisa melipir nenangin diri. Nah kalau sendiri, ninggalin anak ya pasti diikuti.

Semasa saya kerja, waktu bertemu anak tentu nggak selama kalau saya di rumah seharian. Jadi ngomelnya juga nggak sering-sering amatlah. Nah sekarang, alamak..

Menjadi orangtua memang harus selalu belajar setiap saat.

Mengomel dengan membentak bukanlah cara yang sehat untuk menunjukkan anak tentang kesalahannya. Membentak hanya akan membuat anak kaget dan takut. Apalagi kalau mengomel di depan umum. Anak bisa jadi rendah diri.

Terlepas dari semua hal di atas, bagaimana kalau anak saya melakukan hal yang sama dengan membentak? Wadow….pusing. Masalah jadi nggak kelar-kelar. Memang yang terbaik berdamai sama anak. Satu yang terpenting, capek atau stres dengan kerjaan rumah jangan sampai mengganggu metode pengasuhan. Benar-benar tantangan…

Ada trik lagi nih yang sepertinya perlu saya coba, yakni cara lain buat nyalurin kemarahan saya

1. Berteriak di tempat lain

Membentak anak sudah jelas nggak bagus. Jadi ibu pas nyadar mau bentak anak, harus buru-buru ke kamar untuk melampiaskan amarah.

Tapi, teriaknya di tempat sepi biar nggak ada orang lain yang kaget atau terganggu. Berteriaklah sampai keinginan untuk membentak anak hilang. Setelah itu, baru deh bisa keluar dari tempat yang sepi untuk berbicara dengan anak.

Moga bisaa….

2. Berbicara lembut

Kalau metodenya kayak begini berarti ibu harus berbicara lembut setiap kali mau mengomel. Coba paksa diri sendiri untuk tetap lembut sehingga volume suara tetap di bawah kontrol, bahkan ketika sedang marah dengan anak-anak.

Ibu bisa melampiaskan kemarahan dengan meninju bantal di kamar tidur nantinya. Tapi ketika anak-anak di dekat kita, jangan memberi contoh yang buruk dengan berteriak atau dengan bertindak ninju-ninju saat marah.

Ehm…baiklah

3. Tinggalin anak

Bila ibu mau marah, selalu ingat untuk pergi saja meninggalkan anak. Anak-anak melakukan kesalahan itu normal. Orangtua yang harus memperbaikinya, tapi tidak melakukan lebih banyak kesalahan seperti membentak karena anak bisa mencontoh kebiasaan buruk orangtua.

Jadi, cobalah meninggalkan anak ketika Anda merasa ingin membentak dan pada saat suasana hati tenang, ibu bisa berbicara ke anak dengan cara damai.

4. Mengekspresikan

Tidak membentak anak bukan berarti orangtua tidak pernah memperbaiki sikap anak-anak ketika melakukan sesuatu yang salah. Cobalah menunjukkan ekspresi yang berubah agar anak tidak terintimidasi.

Jadi, ketika suasana hati ibu dingin, panggil anak-anak dan mengekspresikan keprihatinan dengan jelas. Mintalah anak-anak untuk mengubah dan menjelaskan konsekuensi dengan cara menginspirasi anak-anak untuk mengubah selamanya.

Ini pasti akan membuat orangtua menjadi baik dan anak-anak juga akan membuat orangtuanya bangga.

Empat cara dari Boldsky itu akan saya coba. Mungkin nggak akan instan perubahannya, tapi tetap harus berusaha biar jadi ibu penyabar, hehe