Suami Jangan Lupa Ajak Istri Ngobrol

Sumber foto: Ilovemyhusband
Sumber foto: Ilovemyhusband

Antara pria dan wanita cerewetan siapa hayo? Kebanyakan jawaban tentunya wanita dunk. Dan kebiasaan banyak ngomong ini juga terbawa kemanapun, termasuk dalam berkeluarga. Istri maunya diajak ngobrol santai saat suami kehabisan kata.

Pagi tadi saya membaca pesan dari grup teman kuliah yang isinya pasti sudah menyebar di grup manapun

KROMOSOM PEREMPUAN.
(Dishare kepada para suami).
Perempuan (makhluk berkromosom XX)
yg jiwanya butuh mengeluarkan 20 ribu kata per hari.
Ibu yg jarang diajak ngobrol santai
oleh suaminya, maka bahasa tubuh dan nada bicaranya tidak mengenakkan.
Menyusui anak akan resah, tak sabar
dgn kelakuan anak, bahkan cenderung menjadikan anak sbg sasaran pelimpahan emosi yg tdk semestinya.
Jadi, kadang endapan permasalahan dgn
sang ayah dimanifestasikan dlm bentuk
amarah yg tidak jelas kepada anak-anak.
Terkadang, ada Ibu yg tetap sabar
kepada anak2nya meskipun Ayah tak memberi ruang bagi jiwanya…, tapi manifestasi ekstrim nya dalam bentuk penyakit fisik yg sulit sembuh.
Maka tugas wajib ayah adalah
memberikan ruang, waktu dan suasana setiap hari bagi Ibu utk bicara sebagai upaya utk selalu menyehatkan jiwanya, mendengar keluh kesahnya.
Rangkul Ibu untuk marah dan menangis
kepada Ayah saja agar sehat jiwanya, agar Ibu bisa selalu memberikan bunga cinta utk anak-anaknya.
Ibu yg sehat jiwanya dapat menjalankan tugasnya
sebagai sekolah terbaik bagi putra-
putri nya…
Ia bisa tahan berjam-jam mendengar
keluhan anak2nya. Ia mudah memaafkan anaknya. Ia menjadi madrasah yg baik utk menanamkan nilai- nilai Robbany…, dan hal ini harus didukung oleh ayah yg memperhatikan bathinnya, disamping kesehatan fisiknya. Ibu harus sehat luar dalam.
Ayah yg hebat, berawal dari suami yg
hebat, yg mengerti jiwa dan kebutuhan pasangan.
Singkatnya, bahagiakan pasangan kita,
krn ia adalah madrasah utama bagi anak-anak kita.
Copas from: Ustadz Dr Raehanul Bahraen

Benarkah seperti itu? Saya kok setuju ya. Komunikasi dua arah itu dalam suami istri penting.

Istri biasanya kan banyak obrolan yang mau disampaikan ke suami. Cuma kalau tanggapannya cuma “Ya”, “Tidak”, “Oh gitu”, wajar ada amarah yang mungkin belum bisa tersalurkan.

Suami atau istri itu teman curhat yang saling mengisi. Pasti istri senang kalau suaminya mau diajak ngobrol santai, jadi emosi istri bisa stabil lagi. Cuma bagaimana ya, kemampuan mengeluarkan kata-kata antara pria dan perempuan berbeda. (Nyambung-nyambungin dari tulisan ustaz itu saja. Soale saya bukan pakarnya, hehe..)

Kalau saya baca-baca di Mbah Google, masalah suami istri itu bisa muncul dari kata-kata itu.

Konselor Pernikahan Gary Smalley dalam pamfletnya yang berjudul Connecting with your husband menuliskan rata-rata pria berbicara 12 ribu kata per harinya, sedangkan perempuan 25 ribu sampai 30 ribu kata. Dan dari penelitian ditemukan kebanyakan pria menghabiskan kata-katanya itu bersama teman-teman di kantor atau yang berhubungan dengan pekerjaan. Bahkan, kebanyakan pria yang agresif dan bersemangat akan berbicara panjang lebar di tempat kerja, supaya berhasil menyelesaikan sebuah tugas atau proyek.

Beda lagi dengan perempuan yang rata-rata per harinya bisa ngoceh sampai 25 ribu kata. Tapi, itu bukan sekadar kata-kata. Melainkan kata-kata yang berhubungan dengan orang dan emosi.

Jadi, kalau wanita menghabiskan hari-harinya di tempat kerja, akan ada beberapa kesempatan untuk menggunakan kata-katanya. Tapi, itu masih ada sisa-sisa kata yang bakal disampaikan di rumah.

Dan masalah suami istri itu bisa munculnya di sini. Di penghujung hari, baik itu perempuan pekerja ataupun rumahan bakal ada perbedaan besar dalam jumlah kata dengan suaminya. Ketika pria pulang, ia telah menghabiskan hampir semua kata-katanya. Alhasil, sampai rumah sudah lelah. Inginnya istirahat buat isi ulang tenaga untuk hari berikutnya di kantor.

Berbeda dengan seorang wanita yang masih memiliki ribuan kata-kata yang tersisa untuk dibicarakan. Tapi, berhubung jumlah kata suaminya sudah habis, percakapan seringnya berakhir seperti tidak lebih dari sesi tanya-jawab. Istri cuma bisa menelan ludan deh dan ikutan tidur.

Inilah yang perlu dihindari kali ya, biar istri nggak marah-marah, hehehe… Beruntungnya, suami saya orang yang betah menanggapi istrinya yang cerewet, hehe..