Menjebak Tikus Pakai ‘Gajah’

Tikus, kenapa kamu betah banget sih di rumah ini. Setiap hari kerjaanmu bolak balik, ke dapur dan atap. Maafkan jika akhirnya saya terpaksa membuat perangkap untukmu.

Kamu (si tikus) sebenarnya nggak akan mengganggu kalau baumu tak menyengat, tak buang air sembarang, dan maaf penampilanmu membuat diri ini ketakutan. Moncongmu yang panjang, kupingmu yang botak, dan buntutmu yang gilani membuatku nggak bisa tahan memandangmu dalam waktu yang lama. 

Setiap engkau melewatiku, pasti ada suara teriakan atau buru-buru masuk ke ruangan lain. Kamu sadar nggak sih kalau kamu membuat banyak orang kesal 😀 Apalagi, kalau kata orang, tipe cecurut sepertimu membuat eneg karena aromamu begitu khas.

Kau hewan pengerat yang disukai kucing, tapi sepertinya kucing-kucing di dekat sini tak ada yang tertarik denganmu. Makanya kau aman, belum disantap para kucing.

Harus diapakan dirimu? Karena jujur, saya nggak berani denganmu meski tubuhmu kecil. Tapi, jika kau dibiarkan, bagaimana saya bisa leluasa ke dapur tanpa harus lari-lari apabila melihatmu. 

Mau dibunuh, saya tak tega. Mau diracun, juga nggak tega dan nanti bagaimana jika ada kucing yang berhasil menyantapmu. Akhirnya, pilihan ini yang saya ambil meski saya juga nggak tega. 

Saya belilah si lem gajah sesuai saran tetangga yang sudah berhasil menjebak tikus di rumahnya. Entah, gliran di rumah ini berhasil atau tidak.

Maaf ya kus, jika ini menyiksamu 🙁 suami saya sudah meletakkan jebakan ‘si gajah’ di dekat dapur agar kamu terperangkap. Dan ternyata kamu terjebak juga. 

Kapok ya kus, jangan ke sini lagi. Juga bilang ke teman-temanmu agar tidak main ke sini juga. Biar nggak dijebak ‘si gajah’ lagi.

Etapi…besok siapa yang berani bawa si tikus ke luar. Wong suami juga jijikan. Terus bagaimana saya masak pas subuh besok…Adudududu… Pasti tikus itu masih setia dengan lem gajahnya.  *Merasabersalahjuga*

Memang tak ada cara yang baik hati dalam mengusir si tikus. Kenapa cara-cara di atas harus berujung menyiksa ? 🙁

#Tulisaniseng