Toilet Jongkok Wajib Ada

Saya tiba-tiba jadi teringat ingin menuliskan tentang si toilet jongkok. Ayo siapa yang di rumahnya masih ada toilet jongkok? Kalau saya pokoke rumah harus ada toilet jongkok, meski cuma satu biji *kayakpunyabanyaktoilet*.

Dari kecil saya terbiasa buang air kecil atau besar di toilet jongkok. Kayaknya lebih plong aja gtu, hehehe… Dan nggak bikin jijik kalau ada orang lain yang menggunakan. Tapi, mama akhirnya memasang toilet duduk. Untungnya, toilet duduknya dipasang di kamar mandi dalam kamar mama. Yang di luar masih aman, toilet jongkok.

Saya risih beneran awalnya duduk di toilet yang penggunanya bukan saya sendiri, meski itu keluarga sendiri. Tapi, saya akhirnya mau nggak mau mencoba toilet duduk pas hamil tua. Udah nyerah donk ada perut gendut gitu masa di toilet jongkok.

Dan beberapa hari lalu saya membaca sebuah artikel yang menuliskan buang hajat di toilet duduk itu salah kaprah.

Ahli mikrobiologi, yang juga penulis buku Giulia Enders menjelaskan di situs Independent, orang-orang Barat telah melakukan kesalahan dengan buang air besar di toilet duduk.

“Jongkok tampaknya menjadi cara alami membebaskan diri ketika buang air besar karena ‘membuka lubang’, sedangkan posisi duduk akan menutup ‘pipa’,” tulis CNN.

Maksudnya lebih plong kali yeee kalau jongkok, hehe..

“1,2 miliar orang di seluruh dunia yang buang air besar dengan berjongkok hampir tidak memiliki masalah divertikulosis, dan lebih sedikit masalah dengan penimbunan kotoran.”

Apa itu diverkulosis? Divertikulosis merupakan kondisi terbentuknya kantong-kantong (divertikula) pada dinding usus besar.

Itulah yang membuat saya ngotot ke suami, toilet jongkok tetap harus ada meski kamar mandi direnovasi. Memang ada alasan lain, tapi bener bagi saya toilet jongkok diperlukan 🙂

#TulisanIseng