Pembalut Berklorin Bikin Bingung

 

foto: Healthyfoodhouse
 
Pengumuman Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) benar-benar bikin geger kaum hawa. Coba ya, merek-merek yang katanya mengandung klorin kadar tinggi itu pasti banyak yang memakainya.

Biasanya ini kaum perempuan udah nyetok beberapa pembalut sebagai persiapan. Kalau ada pengumuman begitu kan bingung, mau dipakai apa nggak. Kekhawatiran bakal berisiko pasti ada. Siapa yang nggak ngeri dibayang-bayangi ancaman gangguan kesehatan atau kanker gara-gara pembalut.

Info pembalut berklorin itu sukses bikin ibu-ibu sekompleks khawatir. Mulailah membicarakan pilihan alternatif yang sehat tanpa bahan kimia. Saran-saran ibu yang muncul seperti membeli merek avail, menggunakan menstrual pad, atau reusable menstrual cup.

Setelah heboh bahas pembalut berklorin ada info yang sedikit melegakan.

Dr fb dr annisa karnadi
PEMBALUT BERKHLORINE

Yang sudah share sampe geger seantero jagad fesbuk, luangkan waktu baca tulisan Prof. Zullies Ikawati berikut ini yow…

(mulai copas dari status beliau yg ditulis 37 menit yang lalu : https://www.facebook.com/zullies.ikawati/posts/10207153756224951?pnref=story)

Apakah teman-teman pernah menggunakan pemutih pakaian pada saat mencuci ? Itu juga mengandung Klorin, tepatnya merupakan senyawa sodium hipoklorit. Kok ngga pada ribut yah? padahal baju yang diputihkan mungkin juga mengandung klorin…

Air minum juga kadang mengandung klorin jika dijernihkan menggunakan kaporit (senyawa Kalsium hipoklorit), terutama air PDAM… Klorin bisa bersifat desinfektan juga jadi dapat dipakai utk mendesinfeksi bebagai barang (bisa dibaca di sini : http://chlorine.americanchemistry.com/FAQs/Chlorine-Bleach)

Klorin yang terdapat pada pembalut wanita yg sedang ramai dibicarakan diperkirakan merupakan sisa dari pemutihan/bleaching dari pulp yang digunakan sebagai campuran pengisi pembalut. Memang di negara maju bleaching dengan gas klorin sudah tidak banyak digunakan lagi karena kekuatiran menghasilkan dioksin, dan beralih ke H2O2. Mungkin produk2 dalam negeri masih banyak menggunakan bahan baku yang diputihkan menggunakan klorin karena faktor ekonomi.. Ini yang kita agak kecolongan karena kalau di negara maju sudah jauh ditinggalkan.

Efek toksik klorin yang utama adalah jika terhirup ke saluran pernafasan… tapi kan kita tidak akan menghirup-hirup pembalut?
smile emoticon

Jika hanya tersentuh saja, kontak dengan kulit seperti pada pemakaian pembalut, mungkin lebih menyebabkan iritasi atau alergi buat yang sensitif.

Yang ngga sensitif ya tidak merasa apa-apa… (ini profil toksikologi klorin: http://www.atsdr.cdc.gov/toxprofiles/tp172-c2.pdf

Yang dulu sempat ramai adalah justru dioksin, yang merupakan hasil samping dari pemutihan dengan klorin..

Untuk membaca lebih lanjut tentang dioxin dan pembalut wanita: https://zulliesikawati.wordpress.com/2010/11/16/dioksin-dan-pembalut-wanita/

Kasak-kusuk soal klorin yang terdapat dalam pembalut wanita sudah diklarifikasi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Klorin tidak berbahaya jika ditemukan dalam jumlah sedikit, dan hanya beracun jika termakan atau terminum.

“Klorin itu berbahaya jika termakan atau terminum. Jadi klorin itu dilarang digunakan dalam makanan dan minuman,” tutur Dra Maura Linda Sitanggang, Apt, PhD, Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kemenkes.

Dengan kata lain, dra Linda mengatakan bahwa pembalut yang saat ini beredar aman digunakan. Ia juga meluruskan soal Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI No 472/1996 yang dikatakan melarang penggunaan klorin karena bersifat racun dan iritan.

Dijelaskan Linda bahwa Permenkes tersebut dimaksudkan untuk melarang penggunaan klorin dalam pembuatan obat dan makanan. Soal temuan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Linda beranggapan bahwa mungkin saja yang dimaksudkan adalah dioxine.

“Kalau klorin selama tidak tertelan ya tidak berbahaya. Mungkin yang dimaksud adalah dioxine, karena dioxine mudah menguap dalam suhu panas. Ini yang bisa menyebabkan kulit iritasi dan kanker,” ungkapnya.

Menteri Kesehatan Prof Nila Moeloek mengatakan bahwa soal iritasi dan gatal-gatal akibat pembalut merupakan kasus individual. Artinya kasus ini hanya terjadi pada beberapa orang dan bukan akibat dari kesalahan suatu produk.

“Jadi masyarakat tenang saja. Pembalut yang sekarang beredar di masyarakat sudah lulus tes dan aman digunakan,” tuturnya di kesempatan yang sama.

http://health.detik.com/read/2015/07/07/210736/2962990/763/kemenkes-jamin-pembalut-dan-pantyliner-yang-beredar-aman-digunakan

Ibu Menkes, Prof Nila dan ibu Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes, Ibu Linda pun sudah angkat bicara. Baiklah, kita tunggu pengumuman dari BPOM (semoga BPOM bisa hadir menenangkan hiruk-pikuk ini). Kan kasian gitu para wanita, menstruasi aja bisa bikin dismenorhea yang mengganggu, masih juga dibebani pikirannya;)

Alhamdulillah, agak sedikit lega apalagi Bu Menkes Nila udah ngomong aman. Cuma sayangnya, kenapa sih kalau ada pengumuman gini nggak kompakan dulu. Yang satu bilang aman, yang lainnya lain lagi. Kalau kayak gini kan bikin orang bingung.

Biar jaga-jaga, ada alternatif pilihan pembalut yang bisa dipakai seperti dikutip youngwomenshealth, kalau takut pakai pembalut yang mereknya masuk dalam daftar YLKI:

1. Pembalut tanpa pemutih klorin dan tampon

  

Produk ini banyak tersedia di toko supermarket atau online. Harganya memang sedikit lebih mahal dibanding pembalut biasa dan tampon. Produk ini sekali pakai (disposable) sehingga tidak ramah lingkungan. Tapi, produk ini tak menggunakan bahan kimia.

Namun, meski sudah menggunakan kapas alami 100% masih bisa mengandung pestisida, jadi jika Anda ingin memastikan produk yang Anda beli tidak memiliki bahan kimia, pilihan terbaik merek yang dibuat dari kapas organik.

Kalau di sini mungkin contohnya pembalut herbal kali yaa 🙂

2. Pembalut kain

 

Foto: Google
 
Pembalut yang bisa dicuci ini kerjanya sama seperti yang pembalut sekali pakai, tapi kaum hawa tak perlu membuangnya usai memakainya. Anda cukup membilas dan mencucinya sampai kering baru menggunakannya lagi.

Pembalut reusable ini harganya lebih mahal dibanding sekali pakai (ketika Anda pertama kali membelinya) tetapi produk tersebut lebih menghemat uang dari waktu ke waktu karena masih bisa digunakan selama bertahun-tahun. 

Wanita dengan kulit sensitif atau alergi bisa memilih pembalut kain yang dibuat dengan kapas organik.

Sekarang sudah banyak menspad merek lokal yang dijual di toko online.

3. Tampon spons laut

 

Foto: Google
 
Ini adalah pilihan alternatif alami yang tersedia dalam berbagai ukuran untuk menyerap jumlah aliran menstruasi yang bervariasi. 

Spon yang digunakan tentu bukan spons yang sama yang Anda beli di toko kelontong untuk mencuci piring. Sea spons sebenarnya diambil dari dasar laut dan tidak mengandung bahan sintetis. Setelah diambil, mereka secara alami diputihkan dengan hidrogen peroksida Namun, tidak steril. Satu spons laut akan awet sekitar 6 bulan, tetapi beberapa mungkin tidak bertahan lama. 

Tampon spons laut harus dibuang dan diganti jika Anda melihat sudah robek. Sebelum menggunakan tampon spons laut, Anda harus meredam, meremasnya dengan tangan Anda, dan kemudian dengan lembut dimasukkan ke dalam vagina Anda. Ketika spons kering akan sulit, tetapi setelah dibasahi segera lembut. Setelah di posisi yang tepat, tampon akan bekerja menyerap aliran menstruasi.

Sebuah spons laut perlu dibilas setiap 3 jam dan dibersihkan, dikeringkan, dan disimpan dengan benar pada akhir setiap siklus menstruasi. 

Jujur, yang ini saya nggak tahu apa memang belum ada di Indonesia ya?

4. Reusable menstrual cup

 

Foto: Cosmopolitan.co.uk
 

Menstrual cup menjadi alternatif lain untuk tampon. Bentuknya seperti cangkir. Kebanyakan menstrual cup terbuat dari karet atau silikon kelas medis yang membuat cangkir mudah dilipat sehingga dapat dimasukkan ke dalam vagina untuk “menampung” darah menstruasi bukan menyerapnya. 

Desainnya sederhana; cangkir untuk mengumpulkan darah menstruasi dan “pull-tab” untuk membuang darah sehingga pengosongan jadi mudah. Menstrual cup diletakkan di dalam vagina, beberapa inci di bawah leher rahim. Ketika saatnya untuk mengosongkan cangkir, cukup melepasnya dan mengosongkan cangkir ke wastafel, toilet atau bilas dengan air bersih lalu masukkan kembali. 

Meskipun terlihat seperti corong, darah tidak mengalir keluar melalui pull tab (tabung solid tidak berongga). Menstrual tab tidak berhubungan dengan TSS (Toxic Shock Syndrome) karena tugasnya hanya mengumpulkan darah dibanding menyerapnya. 

Menstrual cup bisa digunakan sekitar 6-12 jam (tergantung pada jumlah aliran darah Anda). Cup yang semakin besar ukurannya dianjurkan untuk wanita di atas 30 tahun yang telah melahirkan bayi melalui vagina. Cup mungkin bukan pilihan yang tepat jika Anda tidak aktif secara seksual atau aliran menstruasi yang deras.

Ada beberapa merek yang ngetop di Indonesia seperti divacup atau mooncup. Saya sih belum berani memilih ini, hehe..

Moga efek ke depannya pembalut-pembalut yang masuk dalam daftar nggak membahayakan, meski saya percaya produk berbahan kimia akan memiliki efek samping jika dipakai dalam jangka waktu yang lama. 

Satu lagi yang saya tunggu, siapa yang mau menguji popok bayi. Jangan hanya pembalut wanita saja. Pembalut kan sering picu alergi buat kaum hawa. Nah kalau popok sekali pakai buat bayi, bukannya juga sering bikin ruam popok? Ditunggu keterbukannya biar masyarakat nggak bingung.

Posted from WordPress for Android