Rindu Hujan

Hujan, momen itulah yang saat ini dinanti-nanti ratusan juta warga di Indonesia, termasuk saya. Berbulan-bulan tanah ini kering, seakan hujan menjadi sesuatu yang langka. Hujan, engkau kini begitu dirindukan.

image
Foto: Howtogeek.com

Jika hujan turun biasanya diawali awan mendung. Tapi kini mendung belum tentu hujan. Berkali-kali awan mendung itu hadir tapi berakhir tanpa hujan.

Hati ini sudah berharap-harap semoga awan gelap itu meneteskan airnya di atas tanah-tanah kering. Tapi, lama kelamaan harapan itu dipendam. Mendung itu hanya lewat sebentar.

Usai Lebaran saja gerimis ‘numpang lewat’ mungkin hanya dua kali terjadi, selebihnya siang terik dan malam gerah 🙂

Kemanakah engkau hujan. Manusia serba salah tanpamu, tapi kehadiranmu yang berlebihan juga mengerikan. Lihatlah, sejumlah daerah sudah kekeringan karena engkau tak kunjung hadir. Dan jika engkau tak berhenti turun, sejumlah daerah bisa banjir.

Manusia membutuhkanmu tapi tolong jangan sampa berlebihan. Namun, semua kembali kepada Yang Maha Kuasa. Karena Dialah yang menentukan segalanya.

Hujan, engkau kini ditunggu-tunggu. Bisa jadi pemerintah rela menggelontorkan ratusan juta rupiah hingga miliaran agar hujan buatan turun. Atau pemerintah mengajak semua umat berdoa agar hujan turun.

Jika engkau hadir mengikuti perkiraan para ahli di sana, berapa daerah lagi yang akan kekeringan dan kekurangan air. Mungkinkah ini petanda dunia marah kepada manusia, ataukah benar akibat usia bumi yang sudah tua sehingga lupa waktunya hujan dan kemarau.

Semoga engkau segera membasahi tanah di bumi ini sehingga aroma alami dari tanah yang kau basahi bisa menenangkan hati.

Rindukah kalian dengan hujan?

Posted from WordPress for Android