Pencabulan Anak di Negeri Ini Kapan Berhentinya?

Saya tak akan menuliskan tentang LGBT atau apalah di sini. Tapi saya ingin menanyakan sudahkah kasus pencabulan anak-anak di negeri ini stop?

image
Sumber Foto: Welldoing.org

Entah salah atau tidak, tapi kasus terakhir yang heboh di media itu kasus pencabulan di Taman Kanak-kanak JIS. Bagaimana ya hukuman buat pelakunya? Saya tak memantaunya lagi. Bisa saja hukumannya ringan, tak sebanding dengan penderitaan korban. Kapan keadilan itu ada?

Meski kasus JIS yang paling ramai dibahas, tapi beberapa kasus pencabulan anak-anak di sekolah lain masih saja terdengar. Memang tak seramai pemberitaan JIS, tapi tetap saja negeri ini belum aman untuk anak-anak.

Hari ini badan saya dibuat lemas mendengar curahan hati seorang teman. Saya tak bisa bayangkan hancurnya perasaannya mendengar putrinya yang masih berusia 4 tahun dicabuli pria dewasa di sekolah anaknya.

Tapi, sang ibu bingung harus bagaimana. Mudahnya seseorang menuding pencemaran nama baik di negeri ini membuatnya harus berhati-hati dalam mengambil keputusan. Ingin lapor ke sekolah tapi alasan itu yang dikhawatirkan.

Memang, berkali-kali LSM yang melindungi anak-anak berkoar-koar tata cara pelaporan. Tapi, tetap tak semudah kelihatannya.

Saya pun tak tahu harus berkomentar apa, ternyata di negeri ini anak-anak masih rawan jadi korban ‘penjahat seksual’.

Saya yakin sudah banyak orangtua yang terus menerus mengajarkan anaknya untuk menjaga dirinya. Tapi, saat anak dihadapkan pelaku yang dikenalnya mungkin mereka juga masih bingung.

Anak-anak usia dini proses berpikirnya belum secanggih yang usianya sudah besar. Apa mereka punya kekuatan melawan penjahat seksual?

Teriak atau lari memang jadi senjata yang diajarkan, tapi lagi-lagi bagaimana dengan bujukan halus penjahat seksual dengan kata-kata yang tak membuat anak-anak curiga?

Geram segeram-geramnya hati ini mengetahui pencabulan anak di negeri ini masih saja terjadi. Cuma sekali lagi, belum ada efek jera yang membuat pelakunya kapok seumur hidup.

Kata orang, pelaku pencabulan anak di penjara itu tersiksa oleh perlakuan teman-teman di tahanan. Apa itu bisa mengembalikan trauma yang dialami korban?

Adakah solusinya agar tak ada lagi pencabulan atau hal semacamnya pada anak atau wanita di negeri ini? Negeri ini tampaknya terlalu banyak yang diurusi, sampai-sampai masalah seperti ini bak dipandang sebelah mata.

Sebagai manusia biasa jadi sulit berharap kepada manusia lainnya yang punya kuasa. Hanya bisa berharap dari Yang Paling Berkuasa di dunia ini yakni Tuhan.

Jika moral prilaku belum berhasil dibenahi, bagaimana dengan kelanjutan negeri ini?

Posted from WordPress for Android