Blokir Konten YouTube Belum Cukup

Mama sekalian yang aktif grup di aplikasi chatting mungkin pernah menerima tentang bahaya YouTube yang berisi konten pornografi. Parahnya, video ini terselubung dengan menggunakan tokoh kartun seperti Princess Elsa dan Spiderman.

Dulu, saya pernah membaca postingan seseorang di Facebook. Kagetlah saya karena putri cantik dan kakak pernah buka video tersebut. Saya pikir tak bahaya karena pakai tokoh kartun. Sejak tahu berbahaya, saya langsung hapus video tersebut dan blokir. Tapi kok sudah diblokir masih muncul juga ya di halaman Home.


Saya sudah mengikuti arahan untuk memilih setting dan pilih Restricted Mode Filter. Tapi filternya sepertinya nggak bisa 100 persen bersih dari konten pornografi atau kekerasan.


Akhirnya ada tetangga yang baik hati mengajarkan bagaimana memproteksi YouTube. Memang, cara di atas nggak cukup karena kemungkinan konten yang nggak pantas muncul masih ada. Jadilah saya akan melakukan beberapa langkah seperti yang disarankan:

1. Buka ID yang memiliki konten. Nanti kan muncul tuh konten dia apa saja. Coba lihat di pojok kanan atas. Klik titik tiga di kanan atas. Pilih Block dan klik.

2. Kalau masih muncul juga di recommended, coba pas anak tidur buka historynya. Kalau masih ada, remove history.


3. Kalau masih ada lagi, klik lagi Not Interested.


Pokoke, dampingi anak kalau mereka buka YouTube. Jangan dilepas saja. PR juga ya, langkahnya banyak juga, hehe.. Ngeri saja kalau nggak sengaja buka konten pornografi atau yang ngajarin kasar.

Ada konten yang judul awalnya Bad Baby, aduh itu kelakuan anak-anaknya. Gampang banget dicontoh lho yang kayak begituan. Buang-buang makanan, lempar barang, dan masih banyak lagi kelakuan yang nggak mendidik.

Kalau ada yang bertanya, kok anak-anak dipersilakan nonton YouTube sih? Jawabnya, saya maunya sesuai teori tapi saya hanya manusia biasa. Belum menemukan cara bagaimana membuat kakak cantik anteng saat dede bontot nangis minta nenen. Kalau dua-duanya menangis saya mati kutu. Mau punya asisten yang setia mendampingi, belum ketemu 😀

Apapun itu, saya tetap berusaha membatasi bahkan kalau bisa tak memberikan sama sekali. Apalagi anak-anak masih kecil banget, masih balita. Kalau mereka anteng dan mau main mainan, gadget nggak akan saya berikan. Tapi kalau sudah rungsing apa saja nggak mempan, itulah waktunya saya menyerah 🙁

Sekian