Ketakutan itu Bermula di Masa Kecil

Sumber foto: fabtimeshare
Sumber foto: fabtimeshare

Kalau ditanya apa saja yang membuat Anda takut, pasti jawabannya berbeda-beda. Tapi saya mempunyai ketakutan yang sampai sekarang belum bisa diatasi, yakni takut nyeberang sampai takut mengendarai kendaraan.

Kalau takut menyeberang mungkin ada beberapa yang mengalaminya. Apalagi kendaraan di ibukota saat ini baknggak punya rem. Kadang-kadangketakutan ini membantu saya untuk lebih waspada, tapi juga bikin malu sih. Gimana nggak malu, saya bisa bermenit-menit di pinggir jalan sampai jalanan sepi.

Pernah suatu kali saya bertemu dengan seorang bapak yang istilahnya bisa membaca masa lalu. Dia minta saya berjabat tangan dengannya, kemudian dia memejamkan tangannya dan tiba-tiba saja menangis. Si bapak itu selanjutnya menangis seperti ketakutan dan melepas tanganku.

Setelah itu ia bercerita bahwa ketakutanku bermula dari masa kecilku. Dulu, saya memang sedikit nakal. Itu yang membuat Alm Papa bersikap tegas. Saya tak begitu ingat apa saja yang membuat saya ketakutan. Yang saya ingat, sya pernah menyimpan sebuah rotan kecil karena papa sering mengancam memukul saya jika saya nakal.

Dari perkataan si bapak, saya jadi teringat masa-masa itu.

Seorang hipnoterapis juga mengungkapkan ketakutanku berawal dari ketegasan orangtua saya yang terlalu keras. Entah itu benar atau tidakā€¦. Tapi mungkin saja benar cara didik yang keras bisa berdampak ke masa depan anak. Memang saya bersyukur bahwa saya dididik dengan cara tersebut, tapi ada dampak negatif yang terbawa hingga dewasa. Ketakutan itu bak tertanam dalam diri saya.

Orangtua zaman dulu memang keras dalam mendidik anak. Seorang Psikolog di sebuah arikel yang pernah saya baca menyebutkanmenghukum anak sebenarnya boleh saja dilakukan asalkan anak sudah benar-benar tidak dapat ditegur secara halus. Tapi menghukum anak juga ada aturannya. Hukuman yang terlalu keras bisa menimbulkan trauma pada anak.

Orangtua sebaiknya menghindari hukuman fisik seperti menampar, memukul, mencubit. Selain itu, cobalah menahan diri agar tidak mengucapkan kata-kata negatif saat menghukum anak.