Belajar Mengaji Tak Kenal Usia

Sumber Foto: www.tigaraksa-educationalproducts
Sumber Foto: www.tigaraksa-educationalproducts

Sekarang itu mau belajar ngaji semakin dipermudah. Sudah era Alquran digital. Orang yang sudah lanjut usia (lansia) juga semakin dipermudah untuk belajar mengaji.

Beberapa kali saya lihat di toko online ada yang menawarkan Alquran digital yang pakai pen (pulpen). Tinggal tunjuk pen-nya ke arah tulisannya, nanti keluar suara deh. Orang yang belajar bisa mendengar bacaan yang benar. Harganya juga bermacam-macam.

Saya pertama lihat di sebuah program jualan di televisi. Harganya bisa dibilang lumayan, bisa sampai Rp2 jutaan, tapi paketan begitu. Wow banget.. Lihat tabungan, adududu…tutup lagi.

Saya ada cerita, yang nggak kalah wow. Semua itu bermula dari Hafiz Talking Doll milik kakak yang saya beli melalui akun ini. Waktu itu si kakak nyalain boneka yang bisa ngajinya. Boneka yang ini nggak lembut seperti boneka pada umumnya, tapi keras dan bisa ngaji, cerita nabi, Asmaul Husna, dan macam-macam.

image

image

Si boneka saat itu sedang baca doa. Terus Asisten Rumah Tangga (ART) yang biasa kami panggil bibi tertarik. Nenek langsung bilang juga ada yang untuk belajar Alquran dan iqra.

Saya nggak tahu bibi tanya-tanya ke nenek tentang Alquran digital yang mereknya Al-qolam. Berhubung nenek punya, jadilah nenek menjelaskan ke bibis seperti apa produknua. Ternyata, bibi tertarik katanya beliau ingin belajar ngaji.

Bibi usianya sudah tak muda lagi, sudah 60 tahun. Beliau ingin bisa mengaji setidaknya bisa lulus iqra. Selama ini bibi hanya mengaji di masjid, tapi di rumah nggak ada lagi yang mengajari. Semua sibuk masing-masing.

Pada siang itu, memang waktunya bibi gajian. Tiba-tiba bibi menyerahkan uang gajinya hampir seluruhnya ke nenek ketika hendak pulang. Beliau hanya membawa sisanya Rp 100 ribu. Saya saat itu sedang di kamar, ngelonin si kecil.

Nenek pun langsung berbicara ke saya bahwa bibi ingin beli Alquran digital. Saya yang malah khawatir, apa bibi benar-benar serius. Bagaimana dengan suami dan anak-anaknya.

Kata nenek, bibi nanti mau bilang ke suaminya. Dia mau belajar ngaji. Toh anak-anaknya sudah pada besar dan sudah pada bekerja. Bibi bekerja demi ada pegangan duit jika perlu membantu keluarganya di kampung.

Saya kepikiran, bibi yang gajinya mungkin nggak seberapa mau membeli Alquran yang tergolong mahal. Memang bibi mengambil yang sistem kredit. Tapi, bagaimana dengan kehidupannya. Saya yang malah kepikiran.

Keesokan harinya saya bertanya ke bibi, apa benar mau membeli. Bibi dengan keyakinan 100 persen mengatakan iya. Beliau ingin bisa mengaji, selama ini anak-anaknya katanya mau mengajarinya tapi tak ada satupun yang mempraktikkannya. Beliau sampai bosan minta anaknya mengajari.

Bibi mengaku sudah berbicara ke suami dan anak-anaknya. Semua menyerahkan ke bibi. Akhirnya, ia nekat belajar dengan membeli Alquran.

Bibi tertarik karena ada pen yang bisa mengeluarkan suara. Dengan begitu ia bisa tahu bacaannya. Katanya biar saja, rezeki bisa dari mana saja. Yang penting dia bisa mengaji. Karena selama ini dia mengaji hanya membaca huruf latinnya.

Ya Tuhan, bibi saja berani. Bagaimana dengan saya, yang berpikir ulang jika harus membeli yang mahal seperti itu. Buat boneka kakak saja saya harus menabung, padahal harganya masih di bawah yang bibi pesan.

Sebenarnya si boneka sepasang, tapi saya baru sanggup satu saja. Dulu kakak tertarik setelah sepupunya main si Hafiz Doll edisi pertama. Saya pun berjanji kalau ultah insyaAllah dikadoin Hafiz Doll. Ternyata, makin kemari harga bonekanya naik terus. Waduh…bagaimana ini. Mamanya harus nabung paksa 🙁 Moga-moga kakak jadi mau belajar ngaji, amin..

image

Kembali ke soal bibi. Bibi memang orang yang kemauannya keras. Pantas, tak ada satu pun keluarganya yang bisa menghalangi kemauannya untuk membeli Alquran. Belajar tak mengenal usia, kapan pun bisa asal ada kemauan dan tekad yang bulat.

Kerjanya saja bagus dan rapi. Saya sebenarnya nggak tega, memperkerjakan bibi yang seusia ibu saya. Tapi, beliau yang mau bekerja. Saya nggak memaksa harus ini itu, karena saya juga nggak bekerja, jadi bibi bantu-bantu cuci gosok sama bersih-bersih saja. Yang lainnya, saya yang mengerjakan.

Kemauan bibi yang kuat ini membuat saya terdiam, mungkinkah saya masih terlalu memikirkan dunia? Semoga niat bibi tercapai, sehat selalu, dan diberikan rezeki yang berlimpah. Amin..