Reaksi Anak saat Dikenalkan Nama Organ Genital

image
Foto Ilustrasi (Sumber: Google)

Sebagai orangtua, siapa yang sudah mengajarkan nama yang sebenarnya untuk organ genital anak? Ini postingan berisi konten dewasa lagi 😀

PERINGATAN KONTEN DEWASA!

Seperti sebelumnya, konten ini bukan yang isinya menjurus-jurus. Saya lebih menyebutnya edukasi seks yang berhubungan dengan anak-anak. 

Iya, jadi topik kali ini tentang mengajarkan anak nama organ genital yang sesungguhnya. Jadi bukan memberikan nama-nama lucu  yang sering kita dengar seperti ‘burung’ atau ‘tempe’. Untuk nama aslinya tentu pada tahu kan, jadi saya tak perlu menyebutkannya lagi biar nggak vulgar 😀

Kalau saya sih termasuk yang telat, saat kakak sudah berusia 5 tahun. Saya mencoba mengajarkannya setelah membaca beberapa artikel, karena sebelumnya saya selalu mengajarkan istilah yang lucu, hihi..

Berat juga ternyata, rasanya malu dan mulut ini kaku saat mengucapkannya. Di depan anak gitu lho, salah dikit bisa repot 😀

Lantas apa yang terjadi setelah saya mengajarkan istilah yang tepat untuk organ tubuhnya? Inilah reaksi dari kakak yang mengucapkannya hingga berulang-ulang dengan suara keras. Tambah malulah saya mendengarnya. Untung di rumah.

Padahal, saya sudah memberitahu hati-hati mengucapkannya. Mendengar kakak berteriak mengucapkannya, saya beritahu lagi agar dia ingat pesan saya. Ampun nak, semoga nggak mengulangi mengucapkannya di sekolah #emaknyatepokjidat

Nggak cukup sampai di situ. Suatu kali sekilas saya mendengar kakak menyanyi menyebutkan kata-kata sakti itu. Saya yakin betul apa yang kakak sebutkan.

Saya tanya ke kakak, “Apaan kak?”. Secara kakak jago ngeles ya, dengan cekatannya kakak mengatakan ke saya, “Bukan ma, orang Abie bilang piknik kok. Mama salah denger kali…” Adududu…

Alasan saya selama ini memberitahukan sebutan yang lucu, ya seperti yang saya sebutkan di atas. Saya malu, bingung bagaimana menyampaikannya, dan itu masih dianggap hal tabu. 

Saya bukan satu-satunya yang malu. Kebanyakan orangtua juga belum mengajarkan istilah biologis yang tepat dengan alasan bingung atau malu. Padahal, dengan tidak mengajarkannya, anak-anak itu jadi kebingungan, tak memahami kekuatan kata-kata tersebut.

Sudah beberapa narasumber menganjurkan orangtua mengajarkan anak-anaknya istilah yang benar untuk anatomi tubuh. 

Saya mengutip pernyataan Profesor Rosemary Coates, seorang seksolog dari Curtin University dari Stuff. Menurutnya, orangtua seharusnya menggunakan istilah “vulva” (bagian luar dari v*****) dan “p****s” ke anaknya.

“Saat anak beranjak dewasa mereka tidak mengerti kekuatan kata-kata ini. Ketika orang menggunakannya (istilah yang tepat) untuk sesuatu yang tidak mengenakkan, baru anak-anak merasa malu,” katanya.

Sayangnya, lanjut Profesor Coates, keseringan orang yang menggunakan sebutan bagian tubuhnya itu untuk menggambarkan hal-hal negatif, seperti menyebut nama organ tersebut dengan kasar saat kesal. Istilah itu digunakan sebagai cara merendahkan.

Sejak kapan anak dikenalkan istilah yang tepat? Menurut Psikolog Seksual Zoya Amirin yang saya kutip dari Lip6.com, sebaiknya anak usia 3 tahun sudah diajarkan mengenal anatomi tubuhnya, termasuk kelamin. Pada usia tersebut anak-anak juga sudah paham gender tanpa diajarkan.

Menurutnya, mengajarkan dengan tepat akan membantu anak apabila terjadi sesuatu padanya (seperti pelecehan, amit-amit).

“Bagaimana cara memberitahu anak? misalnya ketika mengajari ini tangan kanan, ini tangan kiri, ajarkan juga pada mereka untuk mengenal p**** dan v*****. Jangan beri nama aneh sesuai budaya Anda agar mudah dipahami secara universal,” kata Zoya.

Ada contoh orangtua yang sudah mengajarkan nama anatomi tubuhnya sejak kecil. Pasangan artis sih dan dari luar negeri juga.

Mereka adalah Jennifer Garner bersama suaminya Ben Affleck yang sudah mengajarkan putra dan putrinya tentang istilah organ intim sejak berusia 2 tahun.

“Saya menyadari bahwa orangtua yang lain memilih menggunakan cara yang berbeda untuk bagian pribadinya, tapi saya sedikit bingung… mengapa? Seorang anak akan belajar kata yang tepat untuk anatomi mereka. Apa gunanya menunda,” tanya Garner di Thestir.

Menurut Garner, dirinya lebih senang apabila anak-anaknya itu belajar langsung dari orangtuanya selain dibandingkan dari guru kesehatan, teman atau televisi.

Kalau mengajarkan saat anak masih 2 tahun saya belum tahu juga. Soale waktu ngajarin kakak sudah 5 tahun dan kayaknya udah termasuk gede.

Kakak sepertinya jadi merasa lucu mendengar nama yang asli karena seringnya menyebut istilah yang lucu itu. Makanya kakak jadi mengulang mengucapkannya hingga berkali-kali, hufffff..

Ternyata, mempraktikkan apa yang dianjurkan pakar itu agak-agak butuh perjuangan 😀

Bagaimana reaksi anak lainnya ya?


#KontenDewasa

Posted from WordPress for Android