Anak Usia 5 Tahun Mulai Bertingkah

  
Seperti saya tuliskan di blog sebelumnya bahwa anak itu nggak sama. Saya selalu berharap bisa menjadi ibu yang bisa memberikan contoh yang baik dan bisa menahan emosi di depan anak. Apalagi saat anak sudah menginjak usia 5 tahun, saat itulah anak-anak sudah mulai bertingkah. Atau kata orang sedang ngeselin-ngeselinnya.

Itulah pesan dari papanya bocah dan nenek. Anak mulai menunjukkan sifatnya setelah usianya 5 tahun. Ehm…Ini hanya berdasarkan pengalaman pribadi, saya tidak mengaitkannya dengan teori.

Masa-masa lucu bayi itu saat usianya 2 tahun. Tapi setelah 5 tahun harus punya siasat jitu mengatasi anak.

Memang saat kakak berusia 5 tahun sudah punya kemauan yang keras dan jika tidak dituruti biasanya bertingkah yang macam-macam yang suka bikin emosi.

Kakak semakin besar semakin kelihatan mirip mamanya. Mirip sifatnya maksudnya. Mulai dari gaya bicaranya, emosi saya yang meluap-luap, dan nggak sabaran, hehe… Memang ya, ibu bener-bener jadi contoh. Sifat papanya sih ada, cuma nggak sebanyak mirip mamanya 😀 Udah wajah mirip, sifat juga agak-agak. Ini jiplakan banget ya, cuma beda jenis kelamin aja.

Kenapa sifat jelek saya yang ditiru ya, huhu… Apa sudah terlambat mengubah sifat kakak biar nggak yang jelek-jeleknya? Sampai-sampai suami nyeletuk, sifat mamanya banget ya, hehehe….

Kakak saat ini sudah berusia 6 tahun dan kesabaran saya benar-benar dites. Apa yang saya ucapkan dijawab, saya sampai-sampai bingung harus bagaimana lagi. Kalau kondisinya sudah seperti itu saya biasanya bernada tinggi agak membentak. Alhasil, kakak mencap saya sebagi pemarah.

Ya, saya sedih mendengarnya. Kata-kata dari mulut mungil kakak menjadi tamparan bahwa saya belum lulus ujian kesabaran.

Tapi, jika saya melihat tingkah anak orang lain saya masih bersyukur kakak masih mau mendengarkan ucapan saya dan kata-katanya masih sopan. Padahal selama ini saya berpikir apa saya salah mendidik kakak sampai-sampai berani melawan mamanya. Saya kadang iri melihat anak-anak yang menurut orangtuanya. Tapi ternyata masih ada anak lain yang sifatnya lebih membuat emosi dibanding kakak.

Kalau anak bertingkah, bener deh jangan diancam-ancam. Cara itu mungkin sering manjur tapi lama-kelamaan anak nantinya jadi meniru melakukan hal yang sama atau tak takut lagi. Yang ada, bukannya menurut malah melawan, hiksss..

Memang ya, mengubah kebiasaan itu bukan hal yang mudah. Saya harus mulai mengubah kebiasaan mengancam anak kayak ‘Kalau nggak diem mama….’. Asli, jurus itu udah nggak mempan, yang ada kakak malah ngamuk 🙁

Papanya bocah selalu mengingatkan saya, “Sabar..tunggu sampai umurnya 7 tahun, biasanya sudah mulai mengerti”.

Moga saja benar, soale keponakan saya malah lagi keras-kerasnya pas usia segitu, huhu..

Ini mengingatkan saya berusahalah bersabar dan jangan melihat semua dari satu sisi. Kakak kini masih usia dini, karena itulah kami sebagai orangtua harus berusaha terus mendidik dan mengajarkan kakak dan putri cantik. Doa mama selalu yang terbaik untuk kakak dan putri cantik.