Bubur Pedas Pontianak, Tak Sepedas Namanya

Terkadang saya ngiri dengan papanya bocah yang sering jalan-jalan (karena tugas sih). Coba sekali-kali istri sama anak-anaknya diajak, eaaaa… Saya mah kedapatan ceritanya aja sih. Kalau ceritanya soal kuliner, cuma numpang ngeces. Kali ini tentang bubur pedas Pontianak. 

Semua tentu sudah tahu donk seperti apa Pontianak. Ya, dialah kota dengan kehidupan masyarakat yang beragam. Ada beberapa etnis di sini, seperti Melayu, Dayak, dan Tionghoa. Jadi wajar saja kalau makanannnya pun beragam sesuai selera.

Biar lebih afdol saya persilakan papanya bocah menuliskan langsung kisah kulinerannya. Sekali-kali dibungkusin kek *maudonk*

Kebetulan saya berkunjung ke bumi khatulistiwa ini beberapa waktu lalu. Salah satu kuliner yang ingin saya coba adalah bubur pedas. 

  

Bubur pedas yang saya coba terletak di Tanjung Raya, Pontianak. Namanya Pondok Burdas, Pondok Bubur Padas. Ya Pontianak nyebutnya Padas, bukan pedas.

Tak seperti namanya, bubur ini sama sekali tidak pedas, kata padas/pedas hanya mengacu pada jumlah tanaman/daun yang dipakai untuk memasak bubur.

Buburnya pun tidak seperti yang kita bayangkan, putih dan encer. Di sini buburnya agak keras, soalnya saat dimasak memang sengaja tidak sampai encer. Baru setelah itu ditambahkan 44 jenis tanaman (kata yang jual), seperti pakis, daun kesum (mirip kemangi baunya), dan tanaman lain, serta kacang dan ikan asin. Ikan asin? Hooh pake ikan yang kecil-kecil.

  

Tetapi tidak semua 44 tanaman itu dimasukkan ke bubur. Bubur yang saya coba ini kata si abangnya yang jual hanya 11 tanaman. “Karena kalau semuanya dimasukkan kadang ada yang suka sakit perut,” begitu katanya beralasan. 

  

Warnanya pun kecokelatan, tapi begitu dicoba memang cukup enak, apalagi kalau disantap di pagi hari, bau menyengat dari sungai serasa jadi hilang hehehe.. Ini semua gara-gara makan bubur-bubur.

Rasanya campur-campur, susah diungkapkan. Kirain pedas… 

Begitulah cerita kulineran papanya bocah. Senangnya blog ini terisi lagi 🙂

Ini kenapa lagi malas ngeblog yaa… Mood kemana engkau berada 🙁
Sekian