Renovasi Rumah Nyicil yang Menguras

Benar kata orang renovasi rumah itu jangan uang pas. Minimal harus ada cadangan 50 persen. Ini yang saya alami, akhirnya renovasi rumah butuh tambahan biaya yang lumayan buaaannnyaaaak πŸ™ Semua dikuras dulu dah.

Misal kasusnya begini, saya punya dana Rp 60juta (jumlah asli disamarkan) dari meminjam ortu. Nah, rencananya maunya ngedak, nutup dapur yang dari pengembangnya dibiarkan terbuka sama alam, bongkar toilet buat besarin kamar di sebelahnya, dan bikin toilet baru. Kalau dari logika sih pastinya nggak cukup. Bahan matrial sekarang muaaaahhaal.

Udah deal nih sama mandor tukang, “Uang segitu pas. Kalau belum kelar, distop aja dulu bangunnya”. Pikiran kami sih pak tukang bakal stop karena perjanjiannya kan begitu. Namanya juga renovasi nyicil.

Kenyataannya sebaliknya. Pak tukang lanjut saja dan menyanggupi permintaan kami tentang ini itu. 

Sampai akhirnya pak tukang kasih perhitungan pengeluaran. Jederrrr, lebihnya banyak bener. Kata pak tukang, kalau distop sesuai budget nanti serba tanggung. Alhasil, budget tersebut membengkak lebih dari dua kali lipat, misalnya saja Rp 140juta. Huaaaaaa…. #garukgaruksemen*

Padahal, dengan jumlah segitu saja renovasinya belum sampai mengubinkan ruangan tengah dan dapur. Perkiraan sampai selesai bisa Rp 150 juta bla…bla.. Daripada utang makin membludak, lebih baik stop. Toh, sudah ketutup ini. Awas aja ya pak tukang kalau ada alasan nanggung lainnya πŸ™

Mikirlah kami berdua, bagaimana bayar sisanya. Nunggu bonus dari kantor suami, nggak tau cair apa nggak *curhat* Uang cuma ada seperti rencana awal. Jadinya, kami terpaksa ngutang sama tukang. Ampun, utang ada dimana-mana ini namanya. Untung saja kenal sama pak tukang, tetangga nenek πŸ˜€

Tukangnya baru deh ngomong, “kalau bangun biasanya ada saja rejeki dadakan sampai selesai bangunnya”. Ya kali semua orang begitu pak, rejeki orang kan beda-beda. Tapi, kami mengamini saja, moga-moga benar dan kami bisa lunasi utangnya secepatnya. Amin….

Pesan Pak Tukang pas saya ngeluh kok banyak bener tambahannya begini:

  1. Memang kalau renovasi itu minimal lebih 20 persen dari rencana awal”. Adoh…
  2. Renovasi itu ada saja yang di luar dugaan. Misalnya saja bangunan lamanya lebih jelek dibanding dugaan, jadi harus banyak yang diganti

Untuk bangunan rumah kami banyak di luar dugaan. Buat ngedak dr dapur yang awalnya perkiraan 5 meter jadi tambah 6 meter, karena dak asli bawa bangunan itu di dalam saja, jauh dari dapur luar. 
image

Mana si pak tukang pakai dak bahan bondex, itu tuh yang lapis apalah itu namanΓ½a terus tinggal dicor aja. Mau yang awet memang harus mau keluarin banyak modal.

image

Jumlah segitu hanya untuk bangunan dag dan pernak pernik di bawah lho. Belum bangun lantai atas yang sudah didak.. Ya Tuhan, beli rumah saja sudah mahal. Kenapa renovasi makin mahal πŸ™

Dari pengalaman ini bener deh lebih baik beli rumah second. Maksudnya rumah jadi, bukan baru cluster beginian. Tapi belinya second yang baru renovasi, jadi nggak renovasi lagi hehe…

Saya nggak mengeneralisir semua perumahan yaa. Tapi, keseringan jeleknya beli rumah di perumahan:

  1. Kalau lagi apes, bangunannya ngasal. Pasang paralon air nggak dilem, cuma dimasukin aja. Pantes bocor terus. Pasang ubin toilet nggak bener, jadilah banyak binatang keluar. 
  2. Pakai material KW. Keran toilet atau wastafel memang tulisannya bermerek “T*t*. Tapi, kayaknya KW. Selain nggak mengkilap, yang ada kusam, gampang bocor atau patah

Untuk perumahan kami ada yang unik, pake apa itu namanya yang kayak sterofoam. Jadi besi dalemnya sterofoam, tukangnya tinggal kasih adonan semen pasir batu gtu.

Mungkin kalau tukangnya kerjanya bagus bisa bagus juga hasilnya. Tapi, sepertinya salah tukang jadi tembok seperti iti mudah retak. Katanya antigempa. Ini belum ap-apa udah retak. Lumayan itu ganti tembok sterofoam, huhu..

image
Dinding dari sterofoam yang katanya antigempa. Dipukul cepet rontok

Tolonglah bekerja dengan jujur. Jangan mental korupsi dipakai, laporan biaya dimarkup. Tapi, kenyataannya barang yang diberi ke konsumen kualitas rendah dan bahan-bahan dikurangi. 

Harga rumah sudah mahal, masa pakainya barang ecek-ecek sh. Takut dong sama Tuhan..

Memang rencana awal renovasi nyicil (bangun sedikit-sedikit), tapi nyicil yang kejadian adalah nyicil ‘utang’ sana sini, hahaha… Mau renovasi nyicil, tetap harus punya uang lebih untuk berjaga-jaga.

image
Hasil akhir dag atas

Sebenarnya ada banyak solusi yang ditawarkan artikel-artikel supaya renovasi nggak terlalu memberatkan. Kayak menyicil beli bahan bangunan atau mengajukan kredit buat renovasi. Saya mah nyoba kredit alias pinjaman ortu, hehehe… Kirain cukup, tau-taunya kurang buanyaaak…