Suka Tertukar Kurang Darah dan Darah Rendah

Keduanya memang paling sering ketukar. Tapi, meski hampir mirip kurang darah dan darah rendah beda artinya. Kurang sama rendah serupa tapi artinya tak sama. Pasti semuanya sudah pada tahu bedanya, karena banyak artikel kesehatan yang sudah mengupasnya.

  

Saya dulu juga nggak tahu bedanya. Sampai teman memberitahu saya, “Kurang darah sama darah rendah itu beda lho.”
Okay, terus bedanya apa?

Kurang darah itu karena hemoglobin (HB) rendah atau kurang dari normal. Orang lebih mengenal anemia untuk istilah kurang darah. Ini benar obatnya vitamin penambah zat besi. 

Kalau mau cara alami, makan sayuran dan daging karena kaya akan zat besi. Tapi yang wajib diingat, jangan minum teh setelah makan daging karena tannin di dalam teh bisa menghambat penyerapan zat besi di usus. Lebih bagus minum air jeruk setelah makan daging buat mencegah anemia.

Beda lagi sama tensi rendah (hipotensi) yang lawannya hipertensi. Maksudnya tekanan darahnya rendah atau di bawah normal yakni 120/80 mmHg pas dicek pakai tensimeter.

Gejala kurang darah sama darah rendah ini memang hampir mirip. Menurut detikhealth, kurang darah biasanya disertai gejala mulai dari kelelahan, muka pucat, jantung berdetak cepat tapi tak beraturan, sesak napas, nyeri dada, pening, gangguan kognitif, hingga tangan terasa dingin, begitu pula dengan kaki serta sakit kepala.

Sedangkan gejala darah rendah antara lain pening hingga terasa ingin pingsan, kurangnya konsentrasi, pandangan kabur, mual, demam, kulit pucat, sesak napas, kelelahan, depresi dan mendadak haus.

“Dilihat dari gejalanya, dapat dikatakan keduanya hampir mirip karena sama-sama menyerang darah. Hanya saja tampaknya tekanan darah rendah memperlihatkan gejala yang lebih parah daripada anemia.

“Anemia yang tak tertangani dengan baik akan menyebabkan komplikasi seperti kelelahan dan stres, terutama pada organ tubuh yang tidak menerima cukup oksigen dan nutrisi. Namun jika seseorang mengalami hipotensi tapi didiamkan saja, orang yang bersangkutan akan merasa pening hingga pingsan yang dapat memicu kerusakan jantung dan gangguan endokrin maupun neurologis.”–detikhealth

Sekarang sudah tahu kan bedanya dan nggak keliru lagi 🙂