Ibu Hamil Mabok Bukan karena Manja

Belakangan ini beberapa isi blog saya dipenuhi tentang kehamilan. Sebagian besar tentunya dari pengalaman pribadi 😀 kali ini saya akan bercerita tentang jangan anggap ibu hamil mabok itu karena sugesti atau manja.

 

Foto Ilustrasi
 

Berbahagialah kaum hawa yang hamilnya ‘kebo’. Makan apa saja masuk, nggak pakai mual-mualan pula. Coba kalau setiap perempuan dikasih pilihan, mau hamil pakai mabok atau nggak? Jawabannya tentunya hamil tanpa mabok-mabok atau muntah.

Ketiga kehamilan saya selalu disertai mabok atau morning sickness. Dan alhamdulillah maboknya nggak berlangsung lama, maksimal empat bulan pertama usia kehamilan. 

Masuk bulan keempat sudah mulai berkurang, tapi semuanya normal diusia lima bulan kehamilan. Tapi, sesekali masih suka huek..huek..cuma nggak separah tiga bulan pertama.

Dulu, saya paling kesel kalau ada yang bilang mabok itu hanya sugesti dan kemanjaan ibu hamil. Heloooo….. Tolong ya, jaga perasaan bumil yang lagi sensi. Siapa juga yang mau mabok, tapi itulah keindahan hamil dengan mabok. Ketahuan banget yang komentar pasti pas hamil nggak pernah mabok.

Kalau ibu hamil pengen dimanja juga nggak salah kan, tapi kalau mabok itu ada teorinya kok. Semua penyebabnya adalah hormon.

Ini saya kutip dari Republika.

Dari hasil riset, sebanyak 50-90 persen ibu yang hamil akan mengalami mual dan muntah pada trimester awal kehamilan. “Trimester awal kehamilan yaitu pada saat usia kandungan 0-12 pekan,” kata dr Prima Progestian SpOG. 

Rasa mual muncul akibat meningkatnya kadar hormone estrogen. Sayangnya, mual bikin ibu hamil jadi nggak doyan makan. Alhasil asupan nutrisi kurang. Padahal, masa trimester awal ini, janin membutuhkan nutrisi paling banyak. 

Mual-mual sendiri bisa terjadi ketika mengunyah makanan. Bahkan, ada pula ibu yang langsung mual ketika mencium makanan. Kondisi ini tentunya sangat berbahaya, karena jika kondisi mual-mual tersebut sudah parah, ibu harus menjalani pengobatan yang disebut dengan istilah hiperemesis gravidarum. “Pada saat menjalani hipermesis gravidarum, ibu justru akan mengalami kondisi yang buruk, yaitu badan lemas, tidak nyaman, bahkan bisa menyebabkan dehidrasi,” kata Prima.

Posted from WordPress for Android