Bercak Darah Selama Menyusui, Normal?

Saya pernah dibuat bingung, kok masih ada bercak darah meski sudah 100 hari usai melahirkan. Apa ini masih disebut nifas dan normalkah? Ternyata ini normal dan bukan darah nifas sehingga diperbolehkan salat.


Itulah pesan singkat dari dokter kandungan saya dr Waluyo yang sehari-hari praktik di RS Puri Cinere. Saya lupa isi persis pesannya tapi katanya itu normal dan anggap saja luka.
Saya penasaran donk, maksudnya apa ya. Nanya lagi nggak dijawab. Saya maklum sih, mungkin dokternya sibuk. Akhirnya saya browsing saja. Asal dokternya bilang normal saya lega.

Jadi, menurut healthguideinfo, bercak selama menyusui itu tidak perlu dikhawatirkan. Mungkin itu sebagai tanda tubuh ibu menyusui lagi subur atau segera subur.

Beberapa ibu mungkin mengalami bercak ketika mereka masih menyusui. Salah satu alasan terjadinya bercak menyusui adalah untuk beberapa wanita, lokia, atau keputihan yang biasanya terjadi selama dua hingga empat minggu postpartum, terus terjadi hingga selama beberapa minggu.

Alasan lain terjadinya bercak ketika perempuan masih menyusui adalah siap-siap kedatangan siklus menstruasi. Pendarahan ringan yang tampaknya tidak seperti menstruasi, juga merupakan kelanjutan dari lokia, mungkin merupakan tanda ibu menyusui subur lagi.

“Dalam nifas, terdapat tahapan-tahapan yang sering disebut Lokia. Lokia merupakan proses penyembuhan lapisan rahim dan jumlahnya secara bertahap akan berubah dari waktu ke waktu. Lokia biasanya mengandung darah, lendir, dan jaringan plasenta yang telah rusak”.—Vemale.com

Okay lah kalau gitu, jadi nggak usah bolak balik keramas karena khawatir masih tergolong nifas 😀 Oh ya, hingga anak saya usia 5 bulan, saya masih saja mengalami bercak darah. Alhamdulillah nggak deres ya, hanya sedikit-sedikit. Ya bercak begitulah.

Bagi mama yang mengalami, berarti kita senasib. Kalau masih khawatir lebih baik tanya langsung ke dokter kandungannya.

Tulisan saya ini hanya sedikit penjelasannya karena saya hanya mengutip, maklum saya bukan ahlinya. Nanti kepanjangan, salah repot juga.

Ingat, tetap konsultasi ke dokter. Blog ini hanya berbagi pengalaman 🙂