MamaBocah

‘Menulislah’ dan Raih Manfaatnya

imageKalau ditanya apa keahlianmu saat ini, saya pasti akan bingung menjawabnya. Apa saya ahli menulis? Tidak juga. Saya senang menulis tapi saya sadar diri tulisan saya masih jauh dari sempurna. Meski begitu, saya yakin menulis dalam bentuk apapun pasti banyak manfaatnya.

Semasa ababil atau Abege Labil, saya memang senang menulis di buku diary alias buku harian. Saat ini, entah buku-buku itu di mana keberadaannya. Kalau ketemu, pastinya saya senyam senyum sendiri saat membacanya.

Namanya juga ababil, buku itu tentu sebagian besar tentang asmara. Kalau nggak lagi jatuh cinta ya putus cinta. Hehe..

Saya tak tahu apakah orangtua saya pernah menemukan buku itu dan membacanya. Kalau keduanya pernah membaca, aduh malunya…. Ketahuan deh anak gadisnya galau, hahahaha…

Menulis buku harian itu hanya berlangsung saat SMP atau SMA saja. Setelah kuliah, sama sekali tidak pernah. Dan sekarang, saya mencobanya lagi tapi dalam media yang berbeda dan cara yang berbeda, yakni blog.

Kalau di buku harian saya menulis, di blog saya mengetik atau pencat-pencet layar, hehehe… Tapi isinya ya campur-campur. Suatu saat siapa tahu bisa berguna buat anak cucu.

Ternyata menulis buku harian alias curhat lewat tulisan itu bagus juga buat kesehatan. Ini macam-macam manfaatnya seperti dikutip dari Lifehack;

1. Anda mengenal diri Anda

Saat menulis buku harian, sangat umum kita terlibat dengan menuliskan pertanyaan kehidupan dan menjawabnya sendiri. Melakukan ini setiap hari akan membuat kita mengenal diri sendiri lebih baik seperti yang tidak kita sadari.

2. Atasi emosi

Mengekspresikan diri sendiri merupakan aspek penting dari menulis catatan harian. Menulis di buku harian tak hanya menuliskan kata-kata, seringkali buku harian penuh dengan corat-coret dan gambar yang menonjolkan teks sebenarnya.

Coret-coret ini bisa dari yang sederhana seperti kupu-kupu dari seorang anak yang merasa senang atau tornado yang dibuat remaja yang terganggu.

Terlepas dari isi tulisan, ini bisa mencerminkan ekspresi yang ingin Anda katakan meski suara emosi itu seharusnya bisa ditekan.

3. Refleksi Diri

Menulis di buku harian tak hanya ekspresi diri tapi juga refleksi diri. Ketika Anda membaca apa yang Anda tulis, apakah itu tulisan baru atau salah satu dari tulisan beberapa bulan atau tahun lalu, ini bisa menjadi sarana mendengarkan diri sendiri dan mengungkapkan emosional Anda sesungguhnya.

Dengan mengembangkan cara ini akan membuka kemungkinan keintiman emosional yang lebih besar.

4. Anda merasa lebih baik

Seringkali buku harian menjadi tempat yang aman untuk melepaskan emosi dan pikiran yang mungkin tak terlalu nyaman untuk diekspresikan di depan umum. Apakah melampiaskan kemarahan, menulis tentang jatuh cinta, atau berduka kehilangan orang dicintai menjadi aman dengan menuliskannya dibuku harian. Anda akan merasa baik dengan menuliskan pikiran dan perasaan dibanding menahannya.

5. Mengenang masa lalu

Kadang-kadang rincian terkecil dari peristiwa masa lalu menjadi terlupakan ketika kita menjadi lebih tua. Dengan menuliskan momen dalam kehidupan Anda, Anda akan mengenangnya selalu.

Exit mobile version