Kalau bepergian ke Sumatra Barat (Sumbar) coba lihat atap rumah penduduknya. Mungkin sebagian besar memilih tak beratapkan genteng dan saya baru tahu alasannya.
Orangtua saya dua-duanya dari Sumbar dan memang rumah kami yang di pulau Jawa atapnya bukan genteng melainkan dari asbes. Sejak kecil saya bingung kenapa mama papa tak seperti tetangga lain yang memakai genteng.
Jujur ya, saya melihat genteng lebih berwarna dibanding asbes yang gelap. Zaman dulu saya hanya ‘kenal’ genteng yang berwarna oranye, belum beraneka ragam seperti sekarang.
Ketika saya dan kakak menanyakan alasan pakai asbes, orangtua hanya menjawab kalau genteng gampang bocor, nanti susah naik-naik atau asbes lebih adem rumahnya. Dulu sih saya hanya bisa ‘Ooo’ saja.
Setelah gede baru berpikir asbes bukannya repot kalau bocor, harus ganti satu papan asbes. Kalau genteng hanya satuan. Belum lagi alasan dingin yang saya rasa nggak juga. Malah asbes bikin gerah.
Saya menyimpulkan, sepertinya mama dan papa sudah terbiasa dengan atap asbes sejak di kampung halaman.
Saya sendiri dan orangtua sebenarnya nggak tahu alasannya. Suami yang dari Jawa Barat yang memberitahu. Saat dinas ke Sumbar pemandu wisatanya bilang karena tanah bahan dasar genteng, jadi tanah harusnya tetap diinjak. Kalau pakai genteng kesannya dikubur. Jadinya dipilihlah asbes atau seng.
Entah itu benar atau tidak ya, soale orangtua saya malah nggak tahu, hehe..
Sisi Buruk Asbes
Asbes sebenarnya memiliki sisi buruk buat kesehatan. Beberapa orang Austalia yang mengalami kanker mesothelioma akibat asbes jumlahnya lumayan tinggi. Mesothelioma itu sejenis kanker yang paling sering timbul di pleura atau lapisan seputar paru-paru.
Asbes bisa ditemukan dalam produk seperti ubin kamar mandi, pipa air, penutup lantai, tangki air hujan, dan hotplate kompor.
Manajer Asbestos Audits Queensland Brian Sketcher mengatakan seperti dikutip News.com.au, lebih dari dua per tiga rumah dan unit di Australia (sebagian besar yang dibangun sebelum 1984) mengandung asbes.
Asbes menimbulkan risiko kesehatan di rumah ketika pecah menjadi serat dalam renovasi atau gerakan lainnya yang membuatnya menjadi rapuh.
“Asbes rapuh yang pecah menjadi partikel kecil yang bisa masuk ke paru-paru dan mudah menempel pada jaringan sekitar paru-paru dan diafragma,” ujarnya seperti saya kutip dari Lip6.com.
Ini akan lebih berbahaya lagi jika rumah berasbes merokok karena membuat kemungkinan tertular penyakit yang berhubungan dengan asbes jauh lebih besar.