Pertemanan anak-anak itu tulus banget ya. Meski mereka suka beantem saat bermain, tapi mereka selalu ingat temannya ketika kesulitan. Seperti kejadian sore ini tentang payung untung teman
Hari ini saya belajar dari Kakak dan temannya yang kebetulan rumahnya sampingan. Meski pertemanan tak selalu cocok dalam segala permainan, mereka tetap berteman apa adanya. Tanpa menyimpan dendam atau tetap musuhan.
Kakak dan putri cantik datang ke rumah temannya yang ulang tahun. Tetangga juga sih. Karena keduanya sudah besar, saya tak menemani keduanya. Biarlah keduanya bermain bersama teman-teman lain. Tapi, mendekati waktu pulang, Sekitar sejam setelah acara mulai, hujan turun deras. Saya dan papanya bocah berniat menjemput setelah hujan agak reda.
Tiba-tiba, suara tetangga sebelah kok terdengar kencang. Saya berpikir anaknya mungkin nekat pulang hujan-hujan. Namanya juga anak-anak pasti senang main hujan-hujanan.
Beberapa menit kemudian, papanya bocah menjemput anak-anak. Dan ternyata, anak tetangga sebelah yang sebut saja A sedang memayungi kakak dan putri cantik. Mereka pulang bertiga dempet-dempetan di bawah payung.
Yah, anak tetangga yang baru saja kelas 1 SD itu nekat pulang hujan-hujanan untuk mengambil payung dari rumah dan menjemput kedua anak saya, hihi… Malu saya, ini mamanya gimana sih, anak tetangga aja nekat hujan-hujanan untuk ambil payung, buat anak saya pula. Pasti suara ramai sebelumnya itu karena mamanya kaget kok anaknya hujan-hujanan 😀
Berteman itu tulus. Berbeda pendapat, atau bertengar jangan sampai menghancurkan pertemanan. Anak-anak memang masih murni hatinya, beda sama orang dewasa. Jadi nggak heran pertemanan orang dewasa bisa berubah jadi permusuhan meski hanya karena masalah kecil.