Ketika bicara tentang hutan, laut, dan bumi semua orang semangat. Captionnya puitis, fotonya estetik, bahkan kadang jadi tren save the earth, healing ke alam, let’s go green.
Tapi begitu ngomong soal kesehatan, apalagi kesehatan sehari-hari yang sederhana… reaksinya langsung berubah. Ada yang tersinggung, ada yang merasa digurui, ada juga yang bilang, “alah lebay amat.”
Padahal, bukannya sama ya? Lingkungan hidup dan kesehatan manusia itu dua sisi koin yang sama: sama-sama soal bertahan hidup. Terus… kenapa responsnya bisa beda banget?
1. Lingkungan itu ‘jauh’, kesehatan itu ‘deket, terlalu dekat malah
Masalah lingkungan terasa jauh, hutan, laut, atmosfer, gunung.
Aman untuk dibahas, nggak ada yang merasa disindir.
Tapi kesehatan? Aduh, itu terlalu dekat dengan perilaku pribadi.
Pakai masker, “Kamu nuduh aku sakit?”
Jaga jarak, “Kamu takut sama aku?”
Ngomong pola makan, “Kamu pikir aku nggak sayang anak?”
Masalah yang dekat sering memicu ego.
Makanya dibahas aja udah ribut.
2. Lingkungan punya “branding” yang lebih cantik
Jujur aja, isu lingkungan lebih instagrammable.
- Foto jernih laut biru
- Gunung berkabut
- Sunset di pantai
Sementara kesehatan? Yang bisa dipost apa? Vitamin? Masker? Tisu basah?
Nggak ada yang estetik.
Nggak heran orang lebih bangga upload foto “peduli bumi” daripada “aku cuci tangan biar nggak nularin orang lain”.
3. Peduli lingkungan bisa tanpa mengubah diri, Peduli kesehatan wajib mengubah diri
Peduli lingkungan dalam versi ringan itu tak harus mengubah apa-apa:
- Repost campaign
- Pakai totebag
- Donasi seribu dua ribu
Tapi peduli kesehatan?
Itu minta perubahan nyata.
- Harus pakai masker
- Harus cuci tangan
- Harus patuh aturan
- Harus mikirin orang lain sebelum diri sendiri
Dan perubahan, apalagi yang menyentuh kenyamanan itu musuh terbesar manusia.
4. Kesehatan penuh rasa takut dan rasa bersalah
Ngomongin kesehatan itu sensitif.
Sering memicu pertanyaan dalam hati:
“Apa aku salah ngurusin anak?”
“Apa aku kurang hati-hati?”
“Apa aku ibu yang buruk?”
Makanya orang langsung defensif kalau isu kesehatan muncul.
Beda dengan lingkungan, nggak ada yang merasa disalahkan secara pribadi.
5. Lingkungan dianggap masalah bersama, kesehatan dianggap urusan pribadi
Padahal kenyataannya terbalik.
Lingkungan nggak bisa dijaga kalau manusianya sendiri nggak sehat.
Dan kesehatan nggak bisa dilindungi kalau lingkungan sekitar rusak.
Tapi entah kenapa, pola pikir masyarakat kita:
- Lingkungan = “tanggung jawab bersama”
- Kesehatan = “urus sendiri, jangan ngatur-ngatur”
Ironi kecil yang besar efeknya.
Lalu salah siapa?
Orang yang belum peka?
Pemerintah yang kurang edukasi?
Atau kita semua yang terlalu sibuk untuk berpikir jangka panjang?
Mungkin semuanya punya peran.
Tapi aku percaya satu hal, selalu ada orang-orang yang lebih dulu “melek”. Yang lebih peka. Yang capek lebih dulu. Yang sering disalahpahami karena peduli.
Dan meski melelahkan, orang-orang seperti inilah yang pelan-pelan bikin perubahan kecil terjadi.
Pada akhirnya, peduli lingkungan dan peduli kesehatan itu satu paket.
Nggak bisa dipisah.
Keduanya sama-sama menyelamatkan hidup manusia.
Mungkin dunia belum semuanya siap.
Tapi setiap perubahan besar selalu dimulai dari segelintir orang yang berani beda. Orang yang tetap peduli meski sering dianggap berlebihan.
