Siapa bilang putra putri Indonesia itu kalah bersaing sama orang luar? Banyak penemuan-penemuan alat yang berguna tapi nggak diekspose saja. Ini buktinya, mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang sudah menciptakan alat untuk membantu mengatasi masalah sampah. Sejuta jempol buat kalian anak hebat, prok..prok..
Coba deh lihat saja di sungai-sungai di ibukota. Meski sudah dikeruk tuh sampah, masih ada saja yang buang sembarangan. Nah kalau kayak gitu kapan rampungnya masalah sampah ini?
Pemandangan di bantaran sungai kan juga enggak sedap dipandang kalau sampah menumpuk begitu. Please bapak ibu yang budiman, sampahnya jangan dilempar begitu saja yaaa… Kasihan alam ini, kalau bisa menjerit pada menjerit deh. Saya saja kalau mencium bau aroma sampah dan lihat pemandangannya kayak gitu udah ngoceh ngedumel aja.
Nggak cuma buruk buat penglihatan, ada dampak lainnya yang nggak kalah penting. Apalagi kalau bukan banji dan munculnya penyaki yang mungkin bisa mematikan, serta rusaknya ekosistem di sekitar sungai.
Sekarang kembali ke cerita putra hebat dari UNY. Dari rilis yang saya baca, mahasiswa yang menciptakan alat hebat pemungut sampah di aliran sungai itu berasal dari Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNY.
Kelompok ini terdiri dari Slamet Riyanto, Robertus Kurnianto, Herdyanta Septian Putra, dan Febrian ErwinSlamet Riyanto. Mereka mengembangkam Rancang Bangun Inntopes atau Innovation Tools Pengangkat Sampah.
“Ketua kelompok menjelaskan bahwa alat Inntopes didesain untuk mengangkut sampah yang terdapat di aliran sungai dengan menggunakan sistem konveyor.,” tulis pihak kampus.
Bagaimana cara kerjanya? Menurut Slamet, Inntopes bekerja secara otomatis, dengan menggunakan bantuan sensor-sensor yang digunakan untuk mendeteksi sampah. Tumpukan sampah pada sungai akan diangkut menuju ke atas dan dipindahkan ke bak sampah yang yang terletak di tepi sungai sehingga akan mempermudah petugas sampah untuk mengangkutnya.
“Alat ini terdiri dari beberapa komponen utama seperti bak penampungan sampah, motor listrik sebagai penggerak serta pengendalian berbasis mikrokontroller serta baterai”, ujar Slamet Riyanto.
Dari ujicoba yang dilakukan, lanjut Slamet, sensor alat ini dapat bekerja ketika sampah sudah tertahan pada ruji-ruji. Tapi, terkadang garpu pengangkutnya tersangkut dengan ruji-ruji sehingga alat akan terhambat. Karena alasan itulah perlu beberapa penyempurnaan pada bagian tersebut.
“Alat ini memang masih hanya berfungsi saat ada sampah yang terdeteksi oleh sensor. Namun, kami berharap akan memicu ide-ide lanjutan untuk pembuatan seperti alat pembersih sampah di sungai yang terjebak pada pinggir-pinggir sungai,” kata Slamet berharap.
Andaikan bapak ibu yang sekalian yang ‘terbiasa’ buang sampah sembarangan, khususnya yang di dekat bantaran sungai itu nggak cuek saja, mungkin masalah sampah sudah rampung 🙂 Mari bersama-sama menjaga kebersihan.