Lama tak mengetik cantik tentang putri cantik. Sekarang di usianya yang ke 11 bulan, sudah semakin banyak kepintarannya. Salah satunya, sudah jago naik tangga meski belum belajar turunnya.
Adik cantik, begitu sebutan kakak ke putri kecilku, sudah bisa merembet dan menaiki anak tangga hingga ke atas. Ia memang sudah belajar naik tangga sejak usia 9-10 bulan. Tapi kini, gerakannya semakin lincah dan cepat sampai ke anak tangga teratas.
Memang tubuhnya tidak segemuk anak-anak lain. Bagi saya, nggak apa-apa anak nggak gemuk. Yang penting sehat 🙂
Adik cantik juga sudah lancar tepuk tangan, menggerakkan tangan seperti bye bye, dan teriak-teriak seperti menyebut ‘mama’, ‘papa’, dan macam-macam. Tapi memang giginya sampai sekarang belum ada yang tumbuh. Kasihan saya lihatnya, kayak gatel terus gusinya setiap hari.
Kalau mikir anak kami kok nggak gemuk-gemuk ya, nanti malah pusing sendiri. Kami tentunya terus berusaha memberikan makanan yang bergizi setiap hari. Tapi, saya pribadi nggak mau kasih makan yang terlalu banyak ke anak seusia adik cantik.
Bukannya perut bayi itu belum selebar anak-anak yang sudah besar? Kalau saya kebanyakan kasih makanan nanti malah mengganggu pencernaannya.
Soal makanan saya juga nggak sesakleg pas kakaknya dulu. Zaman kakaknya, saya manut banget ngikutin milis tentang makanan pendamping ASI. Kalau sekarang, apa saja saya campur. Tapi, sampai usia 12 bulan saya tetap tak akan mencampurkan garam dan gula, terserah orang mau bilang apa.
Tapi, kan nanti ngga berasa? Nah, karena anak belum mengenal rasa ya mereka nggak akan protes kan kalau makanannya nggak asin atau manis? Saya dulu pernah baca alasan anak sebelum usia 1tahun tak dianjurkan diberi garam dan gula.
Di sini akan saya tuliskan lagi dengan mengutip Ayahbunda:
Bolehkah menambahkan garam pada bubur bayi? Jangan! Karena, reaksi bayi terhadap garam sangat sensitif. Begitu dia menerima garam dari makanannya, tekanan darahnya akan melonjak tinggi. Hal ini dapat berdampak jangka panjang. Di satu tahun pertama, usahakan makanan yang diberikan pada bayi tidak diberikan garam sama sekali. Dalam ASI, sayuran, kacang-kacangan dan daging sebenarnya sudah terdapat kandungan garam alami yang mencukupi kebutuhan bayi.
Dari artikel itu juga disebutkan langit-langit di mulut bayi belum berkembang sempurna dan dia belum memiliki preferensi rasa asin. “Jadi, makanan yang kita anggap hambar, untuk bayi enak-enak saja.”
Apakah ginjal bayi belum dapat memproses garam? Ya, ginjal bayi belum dapat memproses garam dalam jumlah tinggi. Bayi memiliki sistem pencernaan yang masih sangat rapuh, dan ginjal adalah salah satu organ bayi yang paling rapuh. Terlalu banyak garam dari sumber selain makanan alami seperti ASI, susu formula, sayur dan buah-buahan, dapat merusak ginjal bayi, bahkan dapat menyebabkan kerusakan otak.
Begitulah isi artikel yang saya kutip.
Tapi, putri cantik sepertinya sudah tahu rasa manis. Kalau tak ada campuran buah di makanannya dia suka tutup mulut. Jadi saya mengakali memberikan potongan buah di nasi timnya. Misalnya saya tambah pisang, pepaya, atau mangga. Bener apa nggak cara ini ya, habis bingung, hehe..
Ya sudahlah, selama anak saya mau makan dan sehat saya gunakan cara tersebut.
Moga sehat terus ya nak, makin pinter, dan menjadi anak solehah, amin….