Demam Tumbuh Gigi

  
Putri cantik sampai hampir usia 1 tahun belum juga tumbuh . Akhirnya mamanya apa-apa ngaitin ‘giginya mau tumbuh kali’. Misalnya aja pas suhu badannya lebih tinggi dari biasanya atau susah makan. Ini kayaknya emaknya nafsu banget pengen anaknya tumbuh gigi 😀

Rabu dinihari saya cemas bukan kepalang. Tanpa ada tanda apa-apa badan putri cantik suhunya mencapai 38,9 derajat Celcius. Padahal, sepanjang hari biasa-biasa saja. Memang sih, dari pagi maunya tidur aja. Padahal biasanya maunya berantakin apa aja yang bisa diberantakin.

Saya sih sempet bingung kok tumben doyan tidur. Cuma berpikir aja, mungkin betah nginep di rumah nenek 🙂 saya juga kebantu bisa ngapa-ngapain pas putri cantik tidur.

Maklum, putri cantik lengket banget kayak perangko sama mamanya. Kemana mamanya pergi di situ dia harus nempel aka gendong. Kadang suka rempong juga di dapur gendong-gendong dan bahaya pula. Tapi…ya beginilah nasib nggak ada asisten nginep. Mamanya dulu terlalu memanjakan sepertinya, huhuhu…

Kembali ke demam. Putri cantik tiba-tiba demam pas jam 24.00 WIB, tapi papanya bocah berpikir mungkin tambah pinter atau mungkin tumbuh gigi. Saya yang cemasan langsung heboh. Mana obat penurun panas nggak kebawa.

Obat satu-satunya cuma ASI…

Saya terus memberinya ASI dan memeluk erat putri cantik, pokoke kontak skin to skin. Setelah melihat tak ada perubahan selama sejam, malah suhunya makin bertambah, barulah kami buru-buru ke rumah sakit. Ngantuk hilang seketika, berpikir keras bagaimana ini.

Pikiran saya saat itu adalah suhu tinggi tentu ada infeksi. Tanda-tanda batpil nggak ada. Tapi, putri cantik BAB cair dua kali. Entah apa itu penyebab badannya panas atau lainnya.

Mungkin saya bukan ibu yang berhasil dengan teknik RUM (Rational Uses of Medicine). Anak demam di tengah malam saja sudah membuat saya bener-bener ketakutan. Pikiran jadi nggak lempeng deh. Jadi, obat aja yang kepikiran di kepala saya. Itu artinya saya belum bisa mengendalikan kepanikan dan langsung aja ke dokter 🙁

Ini diperparah karena pernah nonton sinetron Ramadan yang menceritakan orangtua yang nyantai pas anaknya demam akhirnya nggak tertolong (naudzubillah), makin parno saja deh saya.

Makanya dengan jurus maksa saya minta ke dokter, huhu…. meski cuma ke IGD yang penting ada usaha dulu 🙁

Pas di dokter jaga, saya nanya kenapa. Berhubung ini baru demam, jadi agak susah (sepertinya). Jadi setelah bertanya-tanya batpil nggak terus BABnya berapa kali dan berlendir atau berdarah nggak, pak dokter mendiagnosa awal demam dari BABnya. Kemungkinan infeksi saluran pencernaan. Jika dalam tiga hari kedepan tak ada perubahan baru cek darah.

Saya tanya, “Apa mungkin ini karena giginya mau tumbuh”. Pak dokter menjawab, “Itu mitos. Badan panas biasanya karena infeksi.”

Setelah dari dokter, alhamdulillah panasnya mereda. Putri cantik diberikan obat penurun panas dari dubur. Tapi, paginya demam tinggi lagi. Saya memutuskan tak berpuasa dan menyusui putri kecil sepuasnya. Alhamdulillah, sorenya demamnya reda setelah naik turun.

ASI memang obat mujarab. Alhamdulillah… Itulah mengapa pas kakak setelah lebih dari usia dua tahun saya merasa kehilangan obat alami itu. 

Oya, di atas saya singgung RUM, tentu sudah banyak yang tahu. Yang jelas RUM bukan antiobat, tapi penggunaan obat pada situasi, kondisi dan dosis yang tepat. Dengan kata lain, kalau bisa diobati di rumah kenapa harus ke rumah sakit.

Badan Demam Mitoskah?

Keterangan dari Livescience dari Rachel Vreeman, Asisten Profesor Pediatri di Indiana University School of Medicine, menjelaskan belum ada penelitian yang menunjukkan hubungan yang kuat antara gigi tumbuh dan demam. Tapi, sebagian besar orangtua mempercayainya,

Meski begitu, Vreeman mengimbau, demam pada saat bayi tumbuh gigi tidak boleh diabaikan dan harus segera mendapat penanganan medis.

“Orangtua seringkali mengabaikan demam pada anak yang giginya sedang tumbuh. Ini salah satu contoh mitos yang berbahaya,” kata Vreeman.

Sedangkan dr Deo Nella dari google menjelaskan, anak yang mau tumbuh gigi bisa demam. Bahkan orang dewasa yang mau tumbuh gigi terakhirnya biasanya juga disertai nggak enak badan seperti demam dan meriang.

Dan demam itu sebenarnya dipicu radang. Gusi yang terlihat memar memerah mungkin akibat terdesak oleh gigi yang mau tumbuh sehingga ada sedikit radang. Kemungkinan radangnya itulah yang memicu demam. Rasanya pasti tidak nyaman.

Dr Dio menyarankan, sebaiknya pantau terus suhu anak, apakah terus menerus mendekati 39 derajat atau naik turun? Setiap anak memiliki ambang batas sendiri-sendiri. Ada yang baru 38 sudah kejang, Tapi ada yang sudah 39 tetap aktif.

Jika demamnya terbilang tinggi, maka pemberian obat penurun demam bisa dipertimbangkan dengan mengikuti petunjuk dari dokter. Tapi jika demamnya tidak kunjung reda setelah 3 hari, ada baiknya periksakan ke Dokter Spesialis Anak untuk mengetahui kemungkinan pemicu demam yang lain.

Masih kontroversi ya? Ada yang bilang mitos dan bukan. Apapun itu mitos atau nggak, yang penting jangan pernah mengabaikan demam.

Moga cepet sembuh ya putri cantik :-*

Posted from WordPress for Android