Kecewa itu pas baca layanan transportasi berbasis online kayak Go-jek atau GrabTaxi dilarang sama kementerian perhubungan (Kemenhub). Padahal, Go-jek itu banyak membantu lho, apalagi buat saya yang rumahnya mojok gini dan mencoba jualan online kecil-kecilan.
Coba Pak Menhub Jonan, diusahakan dikompromikan dahulu biar aturan yang berlaku bisa diterapkan. Jadi Go-jek dan teman-temannya bisa beroperasi.
Pasti banyak yang kecewa kalau Go-jek, atau Grab Taxi dll dilarang. Coba siapa yang nggak kecewa? Paling ojek pangkalan atau yang ngerasa tersaingi.
Kasihanilah ribuan driver Go-jek dkk. Mau dikemanakan mereka, apalagi kalau drivernya udah resign dari kantor sebelumnya demi ke Go-jek. Terus bagaimana dengan kami-kami pengguna jasa mereka.
Naik bus umum sekarang sudah nggak aman, macet, dan bertaruh nyawa pula. Setidaknya naik jasa ojek berbasis aplikasi online itu bisa ngejar waktu di tengah kemacetan ibukota. Atau naik mobil rentalan atau taksi online yang ramah di dompet nggak ketar ketir argonya jalan terus ketika jalanan macet parah.
Coba itu angkutan umum juga banyak yang kurang layak. Usia sudah tua, mogok terus di jalan bikin macet, plus yang nyetirnya pebalap tapi nggak dipikirkan.
Helooo…. kalau ojek atau taksi online meski kendaraan pribadi tapi dirawat, santun dalam berkendaraan dan ada asuransinya pula. Memang masih plat hitam, tapi mending cari solusi dulu ngga ujug-ujug dilarang.
Situ dompetnya tebal enak, ada banyak mobil di rumah disertai sopir, hehehe….
Memang, kalau dilihat-lihat harusnya angkutan umum itu ikut aturan berlaku. Pakai plat nomor kuning atau apalah. Tapi, lagi senang-senangnya pakai Go-jek dan Grab eh dilarang, rasanya itu kuciwaaaa beratzzz, kzl….
Yang merasa PAK Menteri perlu pikir-pikir lagi bisa ikutan petisi di sini.
Bapak-bapak semuanya daripada sibuk-sibuk ngurus Go-jek yang jumlahnya nggak seberapa, urusi dulu bus umum kayak metromini atau kopaja.
Bisa saja mereka sudah mengikuti aturan angkutan umum. Tapi, coba ditinjau ulang keamanan untuk penumpang dan pengguna jalan lain. Sudah melenceng dari namanya angkutan umum. Jalan raya serasa milik sendiri yang lain numpang.
Belum ketok palukan, tapi kalau pakai jasa Go-send masih bisa nggak ya. Nanti kasihan drivernya distop polisi soale ada imbauan gitu, hiksss.. Nasib…nasib.. setelah heboh sinetron di Senayan, ini ada lagi kehebohan baru.
Moga hasilnya menguntungkan buat semua pihak.
Ini murni curahan hati seorang emak-emak yang ngerasa kebantu pakai jasa layanan transportasi online meski dulu awalnya kecewa suka ditolak-tolak driver, hehe. Ini bukan pesan sponsor atau apalah itu yaa, hehe..
UPDATE: Alhamdulillah, larangannya dicabut padahal belum 24 jam. Begitu donk. Lain kali kalau mau bikin aturan pikir-pikir dulu. Orang baru senang ada layanan transportasi yang nyaman eh dilarang, pasti semua pada ngamuk 😀
#TULISANCURHAT
Posted from WordPress for Android