Orang sering sekali abai dengan istilah flu biasa. Kalimat itu terdengar ringan, seolah tak perlu istirahat, apalagi khawatir.
Padahal, dalam istilah medis, flu biasa bukan sesuatu yang benar-benar biasa.
Di Indonesia, kata flu terasa sangat akrab. Masuk angin, kehujanan, lalu hidung meler—selesai.
Sedikit bersin, tenggorokan gatal, langsung dibilang, “Ah, cuma flu biasa.” Lalu hidup berjalan seperti biasa, tanpa jeda, tanpa waspada.
Masalahnya, secara medis, flu itu bukan pilek.
Dan di sinilah salah kaprah itu bermula.
Flu dalam medis: influenza, bukan sekadar ingusan
Dalam dunia medis, flu adalah singkatan dari influenza. Penyakit infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus influenza, dengan gejala yang sering kali tidak ringan.
Influenza biasanya ditandai dengan:
- Demam (sering cukup tinggi),
- Badan pegal dan nyeri otot,
- Sakit kepala,
- Lemas sampai ingin rebahan seharian,
- Batuk dan pilek (ya, keduanya bisa muncul bersamaan).
Artinya, batuk–pilek (batpil) itu bisa menjadi bagian dari influenza, bukan sesuatu yang berdiri sendiri.
Tapi di Indonesia, flu = pilek
Di keseharian kita, istilahnya jadi terbalik.
- Pilek → disebut flu, padahal secara medis itu adalah common cold.
- Influenza → sering dianggap flu berat atau flu parah
Secara medis, pilek atau common cold itu biasanya disebabkan oleh virus lain (seperti rhinovirus), gejalanya cenderung lebih ringan, dan jarang bikin badan benar-benar tumbang.
Akibatnya, muncul kalimat yang sering kita dengar:
“Tenang aja, ini flu biasa kok.”
Padahal yang dimaksud adalah pilek biasa, bukan influenza.
Kenapa salah kaprah ini penting dibahas?
Karena ketika semua disebut flu, kita jadi:
- Menyepelekan influenza yang sebenarnya serius,
- Terlambat istirahat atau berobat,
- Tetap memaksa aktivitas saat tubuh seharusnya berhenti,
- dan tanpa sadar menularkan ke orang lain.
Bukan soal istilah semata, tapi soal kesadaran menjaga tubuh.
Jadi, kalau ada yang bilang “flu biasa”…
Belum tentu itu pilek biasa.
Kalau disertai:
- Demam,
- Badan pegal luar biasa,
- Lemas berat,
Boleh jadi itu influenza, bukan sekadar hidung meler.
Mendengarkan tubuh itu penting. Nggak semua yang sering disebut “biasa” memang benar-benar biasa.
Lalu bagaimana dengan Covid yang sering disebut “seperti flu biasa”?
Di sini juga sering terjadi salah paham.
Ketika ada yang mengatakan Covid itu seperti flu biasa, bukan berarti maksudnya itu mirip pilek biasa. Tapi lebih ke gejalanya mirip flu alias influenza.
Influenza, penyakit yang dalam dunia medis memang bisa berbahaya, terutama bagi kelompok rentan.
Influenza—dan juga Covid—berisiko lebih tinggi menyebabkan kondisi berat pada:
- Lansia,
- Bayi dan balita,
- Ibu hamil,
- Orang dengan penyakit penyerta (komorbid),
- serta mereka yang memiliki gangguan sistem imun.
Jadi, menyamakan Covid dengan flu bukan berarti meremehkan. Justru seharusnya menjadi pengingat bahwa flu medis (influenza) itu sendiri bukan penyakit ringan bagi semua orang.
Kadang, yang perlu kita luruskan bukan cuma istilah, tapi juga kebiasaan meremehkan sinyal dari tubuh sendiri.
Pada lansia dan kelompok rentan, gejala yang tampak seperti flu biasa tidak selalu benar-benar biasa. Apalagi jika tak kunjung membaik dan napas mulai terasa sesak.
Di titik ini, dengan berkonsultasi pada tenaga kesehatan, pemeriksaan antigen kombinasi influenza dan Covid dapat membantu memastikan penyebabnya, agar pengobatan tidak salah arah.
Bila memungkinkan secara biaya, tes multipanel respiratory juga dapat menjadi pilihan untuk gambaran yang lebih lengkap.
