Saya memang bukan ibu pekerja kantoran. Tapi tetap saja urusan apapun bisanya dilakukan Sabtu, termasuk perpanjang SIM. Maklum nunggu papanya bocah libur 😀
Rumah di Tangerang coret yang lebih deket ke Jakarta bagian selatan, males bener kalau harus jauh-jauh ke BSD cuma buat perpanjang SIM. Untung saja sekarang sudah sistem online, warga Tangerang bisa perpanjang SIM di Jakarta atau semua daerah, asalkan masih batas waktu. Yakni maksimal 3 bulan setelah waktu habis berlaku.
Tapi buat aturan baru saya kurang tahu juga ya. Kabarnya sh sebelum ‘kedaluwarsa’ sudah harus perpanjang SIM atau mau pilih bikin baru lagi bila melewatinya. Maklum saya buatnya pas April ini.
Informasi ya beredar:
Dalam Pasal 28 ayat 3 Peraturan Kapolri nomor 09 tahun 2012 tentang Perpanjangan SIM dan surat telegram ST/985/IV/2016 tanggal 20 April 2016 huruf BBB poin 3, disebutkan bahwa untuk SIM yang telah lewat masa berlakunya walaupun satu hari tidak dapat diperpanjang dan harus membuat SIM baru.
Untuk itu, masyarakat sebaiknya mengajukan perpanjangan masa berlaku SIM setidaknya 14 hari sebelum masanya habis.
Imbauan itu bertujuan agar masyarakat yang sudah memiliki SIM tidak membuat SIM baru ketika terlambat mengajukan perpanjangan masa berlaku SIM.
Oh ya, untuk online yang dimaksud itu bukan daftar via internet, tapi seperti penjelasan di atas 🙂
Awalnya saya tahunya cuma di BSD, tapi kok nggak ada waktu ya. Tiga bulan pun hampir berakhir. Saya harus perpanjang SIM maksimal 30 April. Kalau sudah 1 Mei berarti saya harus ikut tes tertulis lagi alias buat baru lagi. Aduh, ampun kalau tes-tes lagi 😀
Tanggal 30 April itulah akhirnya saya harus mengurus SIM yang sebenarnya jarang dipakai. Seperti biasa, papanya bocah mulai browsing-browsing di mana saja bisa perpanjang SIM.
Sebenarnya papanya bocah sudah berkali-kali bilang SIM bisa diperpanjang di mana saja. Tapi saya yang takut sudah pagi-pagi ke tempat yang dituju, ujung-ujungnya harus ke polres.
Dulu saya pernah sudah ke SIM keliling di Kalibata eh ditolak, tapi entah dulu sudah online apa belum. Lupa…
Nah, kali ini suami saya meyakinkan ke Gerai Samsat Gandaria City (Gancit) sudah bisa perpanjang. Kalau ditolak ya langsung kabur ke BSD.
Kami berangkat dari rumah sekitar pukul 07.30 WIB. Kami sekeluarga dengan bermodal nekat dan bismillah berangkat ke lokasi. Namanya juga keluarga kecil, kemana-mana sepasukan. Saya dan papanya bocah, kakak dan putri cantik. Ehm… rempong yaaa 🙂
Kami sampai di Gancit sekitar pukul 08.30 WIB. Saran sekuriti di sana, kalau bawa kendaraan roda empat dan mau perpanjang SIM mending parkir di 1A. Okay deh… Sayang sekuritinya ketemunya pas udah parkir di B2
Pagi-pagi eskalator belum nyala. Perjuangan deh buat saya yang bawa perut buncit. Ngos..ngosan, rasanya udau berpuluh-puluh tahun nggak olahraga 🙁
Alhamdulillah di depan kami pak polisi petugas samsat. Ketebak dari celana cokelatnya sih, maklum bapak itu pakai jaket jadi nggak tahu bajunya apaan, hehe.. Jadi kami nggak perlu nyasar-nyasar nyari Gerai Samsat.
Sampai di sana ternyata sudah banyak yang menunggu Samsat buka. Ada yang duduk ada yang berdiri berharap pas buka langsung bisa masuk antrean depan.
Kursi-kursi buat penunggu lumayan banyak juga. Tapi kalau Gerai BPN buka juga bisa rebutan kursi.
Awalnya saya berdiri, tapi lama-lama capek. Eh giliran duduk, pintu dibuka. Hadeee… Jadwalnya sih buka pukul 10:00 WIB, tapi baru pukul setengah sembilan lewat udah buka saja.
Berhubung saya mau perpanjang SIM, saya mengantre di loket kanan. Ada petunjuknya kok. Antrean nggak lama, cuma ambil nomor antrean sama formulir yang wajib diisi.
Selesai mengisi masuk lagi dengan menyerahkan formulir dan satu lembar fotokopi KTP beserta SIM. Bagi yang belum fotokopi, ada tempat fotokopinya kok di deket loket perpanjangan. Cuma jaga-jaga bawa dari rumah saja, kalau mesinnya ngadat jadi kita ngga pusing.
Nah, pas nyerahin formulir bersama 1 fc KTP, 1 fc SIM, dan SIM asli kita dapat nomor antrean dan keluar lagi sampai dipanggil. Saya masukin formulir pukul 08:45 dan dipanggil sekitar pukul 09:15 WIB.
Prosesnya cepet banget. Masuk tinggal ambil cap jari, tanda tangan, sama foto. Jepret…jadi deh. Alhamdulillah fotonya lumayan bagus, biasanya semanis apapun posenya foto SIM tetep aja jelek, hehehe.. Tapi ini beda.
Senangnya dan saya langsung bilang. Kok tumben fotonya bagus, sambil bayar biaya pembuatan Rp150ribu. Si bapak petugas pamer kamera kerennya donk, hehehe.. Apa karena di mal ya, jadinya lebih bagus? 😀
Mudah banget kan sekarang? Proses pembuatan online menghemat waktu. Nggak perlu lagi datang pagi pulang sore ke Polres domisili kita tinggal. Sistem online jadi bisa perpanjang SIM di mana saja. Cukup sejam proses (apa saya lagi mujur aja ya) udah bisa bawa SIM. Kalau bisa dipermudah kenapa harus dibuat susah? Hehe
NOTE: JANGAN LUPA bawa PULPEN TINTA HITAM biar nggak beli-beli lagi atau bete nunggu pinjaman dari pengantre lain 🙂