Berapa Kali Perlu Latihan Menyetir?

Foto: smartdriving
Foto: smartdriving

Saya mungkin termasuk orang yang sudah latihan berpuluh-puluh kali demi bisa mengendarai kendaraan roda empat. Sampai bingung harus berapa kali saya harus berlatih? Hufff…

Sejak 2005 sampai tahun 2014 keberanian itu naik turun. Tahun awal sudah bayar berapa itu demi bisa nyopir. Habis paket les, minta private sama si guru. Dan saya pun buat SIM A. Niat banget deh.

Setelah beberapa kali pertemuan, akhirnya berhasil menyetir walau jaraknya nggak jauh-jauh amat. Nggak cukup di situ, maunya sih lebih berani jarak jauh. Tapi udah jiper duluan.. Takut, cemas, suka mikir macam-macam. Dan keberanian itu terpendam lagi.

Sampai akhirnya tahun 2008 belajar lagi dan bahkan sempat mengajari suamiku pada saat itu. Nah setelah suami lancar, takut lagi. Maklum, sudah ada yang menyopiri. Ditambah lagi, hamil. Udah deh jadi tambah alasannya, hehehe…

Tahun 2013, saya ingin belajar lagi karena repot juga kalau perlu mengantar anak dan lain-lain. Maklum, rumah jauh dari jalan raya, jadi mau nggak harusnya bisa.

Saya sampai memilih belajar di tempat latihan yang tergolong mahal (menurut saya). Saya tergoda dengan iklannya. Berharap latihan kali ini sukses. Saya ambil paket 6 jam saja sekitar Rp 700 ribuan. Saya cuma latihan 2 hari @ 3 jam.

Sehabis latihan itu memang berani, setiap pagi mengantar anak sekolah. Tapi harus didampingi suami. Pelatihnya soale berpesan, nggak boleh sendiri dulu karena masih belum lancar, hehe…

Setelah tahu hamil anak kedua mulai lagi takut dan stop berlatih. Alasannya mabok jadi takut. Habis anak lahir pengen lagi belajar. Cuma bagaimana ini, maju mundur aja.

Sebenarnya kunci utama bisa menyetir kayaknya harus punya modal nekat. Kebanyakan cerita yang saya dengar, ibu-ibu yang takutnya seperti saya baru bisa karena anak harus diantar sementara suami lagi tugas di luar.

Memang belajar berkali-kali kalau masih takut, ya bagaimana mau bisa ke jalan besar. Contohnya saya 🙂 maklum jalan raya seperti hutan rimba. Siapa yang berani dia yang bertahan. Mobil dan motor di Jakarta kalau udah jalan tahu aja kayak apa.

Ehm…kapan ya nekat itu datang. Udah punya anak dua kayaknya makin takut aja.