Gadget memang mempermudah hampir semua kegiatan manusia. Dari menelepon, bekerja, atau mendapat informasi. Tapi, saya punya kekesalan tersendiri dengan gadget. Apalagi kalau merasa tak didengarkan atau dicueki.
Coba kalau seseorang lagi sibuk dengan gadgetnya, entah itu ngecek e-mail, BBM, WA, atau sekadar main game. Nah saat itu kita ngobrol deh, mau hal penting atau sekadar curhat belaka. Yakin nggak orang itu bakal ingat apa yang kita omongi?
Saya berulang kali sampai capek ngoceh kalau itu pembicaraan yang penting. Contohnya begini, orang yang kita ajak ngobrol menanyakan sesuatu yang sebenarnya pernah kita ceritakan, dan itu penting menyangkut pekerjaan.
Kita sudah jawab pilihannya A untuk kerjaan ini waktu ngobrol pas dia sibuk sama gadgetnya. Tapi, si orang itu malah nanya lagi mau A atau B di lain kesempatan. Atau malah si orang itu bilang waktu itu pilihannya B kan. Wadozzzzzzzz….OMG….Gubrak..
Kesel nggak sih… Apalagi kalau pas ngobrol pertama kitanya sudah pastiin, bener A ya dan si orang itu ngangguk-ngangguk OK. Tapi, kok malah nanya lagi…
Saya juga masih suka begitu sih. Tapi, kalau ada orang yang ngomong hal penting lebih baik saya singkirkan dulu itu gadget. Nggak enak rasanya kalau orang yang ngajak ngobrol merasa nggak dihargai *gondokseringdicuekin*. Nanti lama-lama orang itu bosan ngobrol sama kita dan nggak percaya lagi. Repot kalau orang itu patner kerja.
Kecuali kalau itu obrolan ramai-ramai dan cuma cekakak cekikik, baru deh berani cek-cek gadget. Tapi, bukan ngecek yang serius ya. Soale saya orangnya susah multitasking
Membaca sesuatu yang serius membuat saya harus fokus, jadi suara lain nggak akan kedengar jelas. Karena alasan itulah, saya memilih mengecek isi gadget yang membuat saya masih bisa mendengar meski nggak disimak bener kalau suasananya nyantai. Dari pada nanti nggak nyambung 😀
Kalau isi gadget memang benar-benar penting dan orang itu nggak berhenti ngobrol, biasanya saya izin minta waktu sebentar mau balas ini atau itu.
Ehm…apa cuma saya yang ngerasain ya, hehehe… Secara suka gagal multitasking.
Belajar menghargai itu memang agak-agak perlu kesadaran dari sendiri dulu. Kalau ingin dihargai, hargailah orang lain. Betul tidak? *pakegayaAaJimmy*
Baiklah, saya harus belajar menghargai orang. Mungkin saya juga suka nyuekin orang 🙁
Gawai itu memang mendekatkan yang jauh, tapi kadang bisa juga menjauhkan yang dekat. Saya juga tidak bisa multitasking, tapi kalau saya malah gadget-nya yang terbengkalai karena sibuk melakukan yang lain, jadi tiba-tiba waktu cek tablet sudah ada sekian ratus whatsapp dan notifikasi *ceritanya aktif* :haha.
Nah, enakan gtu. Lebih fokus sm kerjaan, cm kasian aja itu klo y wa penting dan apa mata ga melotot baca banyak notifikasi, hahahaha
Iya, kadang di saya kejadiannya memang begitu sih :haha.
haha sering mah aku di cuek gara” gadget ada hal aku kaau di ajak bicara waktu pain gadget langsung aku buang gadgetnya wkwk *sok”an buang gadget* udah ngehargai akunya
Itu gadget dibuang atau dibanting? Hehehehe
semuanya mbk hehe 😀
Hahahaha…mantap. itu gadget tahan banting abiz 😀