Yakin gaji yang kamu terima terasa cukup? Kayaknya sebesar apapun pendapatan seseorang akan selalu terasa kurang.
Saya contohkan gaji sudah naik pasti kita jadi konsumtif, beli ini itu, atau tambah utang. Dan sampai kapanpun gaji nggak akan terasa cukup. Benar tidak?
Saya juga pernah ngiri, “Senengnya ya gajinya sampai dua digit di awal.” Pikiran saya kalau gaji besar kan enak bisa nabung dan bla bla bla. Tapi apa bisa nabung? Ehm..
Bisa saja sih asal orangnya hemat, bisa bagi-bagi pengeluaran dengan benar, dan nggak nambah-nambah pengajuan kredit.
Sebenarnya kata orang bijak, ada cara sederhana agar gaji sebesar apapun terasa banyak, yakni selalu bersyukur.
Saya juga manusia pada umumnya. Sewaktu bekerja pasti ada rasa iri. Kok gaji dia lebih besar ya, padahal kerjaan sama beratnya. Kalau kayak gini harus dilihat dulu. Orang itu bajakan dari kantor lain nggak, kalau bajakan wajar besar.
Kembali ke gaji teman lebih besar. Kalau sudah begini, mau bagaimana lagi. Masa mau mogok dengan kerja malas-malasan, atau menolak kalau disuruh garap kerjaan? hehe…
Saya dulu pernah sering menolak pekerjaan karena mikirnya yang gajinya gede kok ngga disuruh, malah santai banget. Cuma itu nggak bener juga. Nggak ada gunanya, malah kita yang rugi.
Ruginya kenapa? Ya, kitanya jadi nggak berkembang dan kalau dibiarkan lama-lama terbiasa aka malesan. Siapa tahu bos menyuruh kita dibanding pegawai lain karena dia yakin kita bisa atau biar kita bisa 🙂
Lama-lama saya sadar, meski gaji seadanya kita harus bersyukur. Kerjakan saja pekerjaan kita dengan sebaik-baiknya meski terkadang di hati ini suka ngedumel.
Kalau kita bisa mengerjakan banyak hal, suatu saat ilmu kita bisa berguna dan perusahaan lain bisa saja ada yang tertarik ‘membajak’ kita 🙂
Dan kalau ada bonus tahunan, bos senang dengan kerjaan dan kerajinan kita bisa menambah nilai. Bonus juga jadi besar deh nominalnya, hehe.. Jangan berpikir untuk saat ini saja, tapi pikirkan ke depan 🙂
Ingat saja, masih banyak orang di negeri ini yang kekurangan. Kita diberi rezeki setiap bulan sama masih enak. Nah orang-orang yang kurang beruntung terkadang sudah pontang panting kerja tapi hasilnya buat sehari hidup sudah alhamdulillah. Itupun setiap hari tak sama.
Tapi, kalau masih susah terima dengan gaji saat ini cobalah menyukai pekerjaan yang kita lakukan. Dulu waktu awal-awal belum matre saya nggak masalah besaran gaji. Yang penting saya enjoy dengan kerjaan saya.
Bertemu banyak teman, tambah wawasan sudah menjadi nilai plus yang saya dapatkan dari pekerjaan saya. Apalagi kalau hasil kerjaan kita itu berguna buat banyak orang. Rasa senangnya itu mengalahi segalanya, gaji jadi nggak terlalu diperhitungkan.
Nah, sejak udah matre saya jadi serba perhitungan, hahaha… Tapi, kalau kerja cuma buat duit beda lho rasanya dibanding kerja dengan senang dan enjoy.
Kalau cuma demi duit, semua dihitung. Kalau gaji nggak seimbang dengan kerjaan ngapain. Beda kalau memang sudah enjoy, apapun mau dilakukan, hehe..
Sebenarnya sih, kalau kerjanya udah ogah-ogahan karena uring-uringan tentang gaji, mending cari kerjaan lain. Dua-duanya tak ada yang merasa dirugikan kan?
Bersyukurlah maka semua terasa nikmat 🙂 Termasuk bersyukur honor suka telat dibayar 😀 Positifnya, pas gaji udah habis ada honor sampingan yang menyelamatkan, hahaha. Alhamdulillah 🙂
mbak meelyyy…hahah postingan ini akuh banget deh 😀
iye beda emang kerja buat duit ama kerja buat enjoy. aku dulu dibully lho gara gara kerja di tempat yang ‘engga banget’ untuk lulusan bidang studiku. yaaa sempet ngenes juga sih kenapa kudu dibully gitu 🙁
iye, gadji ga pernah cukup. gaji naik dikit, udah sok sokan pengen beli ini itu. haha *minta ditoyor*
Hahahha… itu berdasarkan pengalaman pribadi. Gaji..oh..gaji knp terasa ga cukup trs yaa :D4