Ingin Sehat demi Anak

Semua orang ingin sehat. Dan saya ingin sehat demi diri ini, anak-anak, suami, dan keluarga. Saya ingin bersama papanya bocah bisa menyaksikan anak-anak bahagia hingga berkeluarga. Pokoke banyak keinginan deh 🙂 *marukya

Sehat itu mahal bro n sis. Apalagi udah emak-emak begini. Makanan anak-anak yang nggak habis dilahap pula. Belum lagi-lagi emosi yang sulit dibendung saat menghadapkan anak yang lagi tambah pinter.

Hidup sehat itu bisa dimulai dari mana saja, mengubah pola makan yang sembarangan menjadi lebih sehat atau mengubah gaya hidup dari yang berdiam diri menjadi bergerak aka olahraga dan latihan.

Waktu sekolah saya paling malas kalau ada pelajaran olahraga karena saya nggak suka olahraga tipe permainan. Saya lebih suka senam. Mungkin melihat nenek (mama saya) yang rajin senam.

Setelah kerja, kesempatan senam makin luas. Nenek ikut klub jantung sehat dan saya ikut-ikutan. Tapi, setelah menikah dan memiliki anak saya stop senam. Ehm…

Lahir anak pertama, senam lagi tapi nggak teratur. Pas anak kedua, saya maunya lebih teratur senam. Kenapa? Waktu saya setelah di rumah saja jadi luang. Meski banyak kerjaan di rumah, senam harus.

Beruntung ibu-ibu di sini juga banyak yang semangat senam. Jadilah dibentuk senam setiap minggu.

Banyak perubahan yang saya rasakan, badan jadi nggak gampang capek, nggak gampang ngeluh sakit karena umur bertambah terus, dan segar bugar.

Ya, saya  ingin sehat karena anak-anak. Anak-anak membutuhkan orangtuanya.

Dulu saya merasakan bagaimana besar meski dengan orangtua utuh tapi alm kakek (papa saya) sejak saya umur 5 tahun sakit-sakitan.

Saya tak menyalahkan takdir, tapi perasaan iri melihat anak-anak lain bisa jalan-jalan dengan keduaorangtua itu pasti ada. Saya bersyukur keduanya tetap memberikan kasih sayang yang kami butuhkan. Tapi, saya harus menerima sering berdiam di rumah hingga akhirnya saya kini lebih suka di rumah.

Saya melihat bagaimana nenek dulu berjuang mendampingi kakek yang susah jalan dan suka bolak-balik rumah sakit karena sakit yang diderita. Keluarga kami begitu terbantu karena orangtua kami PNS, jadi sakit masuk asuransi. Perasaan kasihan tentu ada, tapi saya dan kakak belum bisa berbuat apa-apa.

Belajar dari pengalaman, saya ingin sehat dan suami serta anak-anak juga sehat. Karena itu saya suka cerewet ini itu sama anak-anak dan suami, hehe..

Memang, semua ditentukan Tuhan. Hidup, mati, rezeki, dan jodoh sudah ada takdirnya masing-masing. Tapi, manusia ingin sehat juga harus berusaha.

Orang rajin olahraga saja masih bisa sakit bagaimana yang tidak bergerak sama sekali. Keluhan penyakit umumnya muncul di usia 40 tahun, kita tentu tak ingin masuk di dalamnya. Tapi, sekarang yang muda-muda juga sudah banyak yang kena penyakit.

Mari bergerak dan ubah pola hidup menjadi lebih sehat 🙂 Sayang anak…sayang anak 😀