Aku merasa zaman sekarang itu lucu dalam cara yang agak getir. Orang bilang dunia ini makin keras, makin egois, makin penuh kepentingan. Tapi anehnya, saat ada seseorang yang tulus, kok justru yang muncul adalah curiga?
Ini bisa karena kita pernah kecewa. Mungkin karena kita terlalu sering lihat kebaikan dipakai sebagai topeng pencitraan. Atau mungkin karena, diam-diam, hati kita sudah capek lelah atau apapun itu namanya yang membuat lembut di dunia sering menjadi luka.
Akhirnya, kita belajar menjaga jarak. Bukan karena kita nggak butuh orang baik, tapi karena kita takut percaya lagi. Takut berharap pada orang, takut berharap pada situasi. Bahkan takut berharap pada diri sendiri.
Padahal… mungkin kebaikan itu tetap ada. Tetap bertumbuh, meski kecil. Kadang muncul dalam bentuk sederhana, orang yang mengingatkan dengan halus, teman yang menawari bantuan tanpa pamrih, atau orang asing yang tiba-tiba menunjukkan perhatian kecil yang nggak kita duga.
Dunia memang berubah, tapi kebaikan masih hidup. Hanya saja, butuh hati yang mau melihatnya. Mau membuka sedikit celah, walau hanya selebar kuku.
Karena percaya itu memang risiko tapi hidup tanpa percaya, cuma bikin hati kita terasa kosong.
Meski berat, tapi tetap pantas dicoba. Kita jaga terus sisi lembut itu, sekecil apa pun yang tersisa. Dan kalau suatu saat kita merasa tak bisa lagi percaya pada manusia, cukup ingat satu hal yang sejak awal tak pernah pergi, Tuhan.