Ramadan disambut dengan kebahagiaan. Ibadah utama yang wajib dilaksanakan tentunya berpuasa. Tapi, ada beberapa golongan yang mendapat kelonggaran untuk tak berpuasa, salah satunya ibu menyusui (busui).
Ceritanya saya pengen banget mencoba berpuasa seperti busui lainnya. Seperti saya ceritakan sebelumnya, pas zamannya kakak saya memilih tak berpuasa karena saat itu usia kakak di bawah 6 bulan.
Kali ini, saya berharap putri cantik kuat jika jatah ASInya agak berkurang. Namun, baru seminggu berpuasa saya harus menyerah. Bukan karena saya tepar kehausan setelah menyusui. Tapi karena alasan lain.
Putri cantik demam tinggi dan buang-buang air. Awalnya saya pikir demam gigi mau tumbuh. Tapi, setelah tiga hari melihat perkembangan, putri cantik masih demam dan rewel. Tak sesuap nasi yang berhasil masuk ke mulut mungilnya. Bahkan, pisang yang paling disukainya saja ditolak. Kenapa ini? Alhasil, seharian putri cantik menyusui seakan tak mau lepas.
Melihat kondisi putri cantik yang tak kunjung membaik, saya kembali ke dokter dan hasilnya putri cantik radang tenggorokan. Tapi kan putri cantik nggak batuk? Maklum, kakaknya sering kena radang setelah batuk tak kunjung berhenti.
Itulah pertanyaan yang saya lontarkan ke dokter yang sudah tak muda lagi.
Menurut dr Moh S Ridwan SpA, radang tenggorokan tak selalu ditunjukkan dengan batuk dan penyakit tersebut disebabkan kuman.
Dari mana datangnya kuman? Bisa dari manapun, apalagi putri cantik lagi doyan-doyannya masukin tangan atau apapun ke dalam mulut. Apabila daya tahan tubuh bayi rendah maka gampang terinfeksi.
Terus saya nanya dunk, apa busui berpuasa berpengaruh terhadap daya tahan tubuh bayi? Dan putri cantik belum saya berikan susu tambahan lain.
Kata dokter asal Jawa Timur ini, busui berpuasa bisa juga memengaruhi kekebalan tubuh. “Nanti kan ibunya nanti bisa bayar fidiyah,” begitu saran dokter tersebut.
Memang, sejak putri cantik sakit saya memutuskan tak berpuasa. Tapi, setelah dua hari absen dan saya lihat putri cantik agak mendingan, hari ketiga saya berpuasa. Ternyata, putri cantik demam lagi. Ya sudahlah, saya menyerah dulu.
Mau browsing-browsing, lagi susah sinyal begini, secara lagi berada di lokasi susah koneksi, hehe… Beruntung aja masih bisa ngeblog seadanya. Beginilah ibu-ibu zaman sekarang, apa-apa nanya mbah Google meski nggak semuanya diikutin 😀
Saya pun langsung berpikir apa makanan yang saya berikan ke anak kurang bergizi, sehingga saya berpuasa langsung membuat daya tahan tubuhnya drop? 🙁 Ya ampun nak, maafin ya mamanya kurang kreatif bikin menu makananmu, hiksss…
Meski nggak berpuasa, saya tetap sahur dan nggak makan hanya minum. Kalau pun makan menunggu kakak tidur. Ketahuan nggak puasa bisa-bisa kakak juga ikutan minta makan, hehe..
Moga putri cantik dan kakak selalu sehat 🙂
3 thoughts on “Busui Menyerah Tak Berpuasa Ramadan”