Entah mengapa banyak orang yang mengaitkan suatu musibah dengan kejadiam di sekitarnya. Sebenarnya aku tak ingin melakukannya. Tapi tiba-tiba mengaitkan pohon pisang tumbang dengan musibah yang dialami kakakku.
Tepatnya hari ini, Sabtu 8 November 2014, hujan deras yang disertai angin kencang membasahi hampir seluruh Jabodetabek, termasuk rumah kami. Saking deras dan kencangnya angin, pohon pisang tanduk yang baru saja berbuah tumbang. Padahal kami sudah menghayal bakal makan pisang goreng dari kebun sendiri. Maklum baru perdana.
Lantas apa hubungannya dengan musibah yang dialami kakakku? Pohon pisang itu dikasih mertua kakakku. Yang bawa pohonnya itu kakak iparku. Nyambungnya maksa ya? Hehe… Mungkin memang sudah waktunya tuh pisang tumbang.
Badan ini lemas sewaktu mendengar rumah kakakku dibobol maling. Ada tiga rumah di kompleks yang dibobol, termasuk rumah kakakku. Waktu kejadian, kakakku dan keluarganya menginap di rumah ibuku. Padahal niat dia menginap itu baik, ingin menemani ibuku berobat. Aku saat ini tak bisa menemani ibuku karena sedang ada bayi dan kurang fit.
Si maling tak berbudiman itu berhasil membawa pergi jam tangan serta perhiasan.
Maling memang tak mengenal waktu dan sasaran. Demi menghidupi dirinya, mereka memangsa orang-orang yang sebenarnya meninggalkan rumah demi kebaikan.