Untuk kamu, virus yang selalu datang tanpa permisi…

Terima kasih ya. Serius. Kamu itu mungkin tamu paling ngeselin sedunia, tapi kamu punya satu jasa besar, bikin kami (eh aku dink) sadar kalau masker itu bukan musuh, tapi sahabat setia.

Sebelum kamu datang, masker itu cuma dipakai kalau lagi lagi berdebu-debuan. Tapi sejak kehadiranmu, masker berubah jadi “pahlawan kecil” yang setidaknya bisa bantu kami bilang, “Halo, kami masih pengen sehat, terima kasih.”

Kamu juga bikin kami sadar, ternyata yang bikin ribut itu bukan maskernya… tapi ego orang-orang yang malu pakai masker padahal batuknya udah kayak speaker rusak.

Dan pelajaran paling penting dari kamu adalah: yang sayang itu bukan yang pura-pura kuat, tapi yang berani nutupin mulut dan hidung demi nggak nularin orang lain.

Jadi ya… walaupun kamu bikin pusing, tetap ada hikmah kecil yang kamu tinggalkan: kami jadi kenal siapa yang benar-benar peduli.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *