Dukungan buat Ibu Menyusui, Perlu!

Foto: twitter Kemenkes
Foto: twitter Kemenkes

Zaman semakin modern dan kesadaran akan pentingnya Air Susu Ibu (ASI) terusmeningkat. Kalau dulu, aku termasuk anak yang tak pernah sekalipun mencicipi ASI. Alasannya sih karena rumah sakit (RS) zaman dulu langsung kasih bayi dengan susu botol (susu formula). Jadi wajar, pas dilekatin ke puting, bayi jadi ogah.

Kini, semakin banyak ibu yang berusaha memberikan anaknya ASI. Bahkan tanggal 1 sampai 7 Agustus ditetapkan sebagai Pekan ASI Sedunia.

Alhamdulillah, aku bisa memberikan ASI untuk anakku yang pertama hingga usia dua tahun. Dan untuk anak keduaku ini semoga bisa sampai dua tahun lagi. Tapi itu semua memang butuh dukungan dari semua anggota keluarga.

Saat anak pertama, aku hampir menyerah dengan meminta suamiku memberikan susu formula (sufor). Maklum anak pertama cowok, susunya kuat dan puting pun lecet. Waktu itu aku merasa semua orang nggak merasakan apa yang kurasakan. Apalagi aku harus begadang.

Suamiku memang sangat mendukung ASI. Karena itu, sewaktu aku menyerah dia terus membujukku. Sebenarnya hati ini nggak tega, tapi aku merasa sendirian.

Kejadian itu berulang di anak kedua. Aku merasa dukungan itu tak ada. Pada bulan pertama biasanya bayi nggak bisa lepas, maunya ASI terus. Pada saat itu, aku jadi merasa tak bisa apa-apa. Mau makan susah, nyuci atau setrika pakaian baby susah. Apalagi ada anak pertamaku yang begitu gemas dengan adiknya. Jadi agak khawatir meninggalkannya berdua sama adiknya.

Aku berharap bisa tetap menyusui anak keduaku dan semua keluarga memberikan dukungan…