Saat Alat Buat Tes PCR Rusak

Ada yang tau RLC? Ya itu Rumah Lawan COVID-19 yang ada di Tandon Ciater Serpong. Tempat ini sempet kehabisan tempat, karena jumlah pasien bergejala ringan ato OTG meningkat usai liburan Nataru. Dan rencananya tempat ini mau diperluas.

.

Membaca berita COVID-19 memang menakutkan, tapi ya setidaknya kita tahu perkembangan. Biar lebih waspada, berhati-hati. Kadang sudah berhati-hati saja bisa kecolongan.

.

Mamabocah tahu Labkesda Tangsel rusak dari seorang teman, sebut saja Q yang positif COVID-19. Beliau akhirnya lapor RT dan diteruskan ke RW hingga akhirnya isolasi di RLC ini.

Berbekal hasil tes PCR mandiri itulah Q bs masuk RLC, tapi bagaimana dengan istri yang menunjukkan gejala tak bisa merasakan makanan apapun maupun mencium aroma?

Sang istri tak bisa diisolasi di RLC karena tak punya hasil PCR.

.

Puskesmas yang merujuk suaminya ke RLC ini menjelaskan kalau Labkesda rusak jadi nggak bisa menerima sampel tes COVID. Sedangkan untuk tes PCR bagi Q termasuk berat. Kedua anaknya baru menjalani tes rapid antigen yang lumayan bagi Q. Alhamdulillah hasilnya negatif. Tapi buat PCR sang istri, budgetnya nggak cukup lagi.

Kalau dari temen begini ceritanya

“Kalau aku gejalanya dah muncul seminggu sebelum hasil keluar. Saya demam tiga hari 15-17 januari, lambung dan radang tenggorokan plus sakit gigi dua hari 18-19. Rabu sampe ahad pemulihan. 25 Jan tes pcr dan 27 Januari keluar positif

“Karena istri belum swab jd ga diurus puskesmas. Diurus puskesmas yg sudah swab pcr positif”

Istri nggak swab dr puskesmas?

Boleh untuk melakukan swab PCR mandiri, kata orang puskesmas mohon maaf di puskesmas belum bisa menerima sampel. Labkesda sedang mengalami kerusakan 🙏 sampai batas yang belum ditentukan kami belum bisa terima sampel

Gejalanya gimana?

“Kadang batuk, pilek dan suka pusing. Tapi alhamdulillah masih ringan”

Terus gimana bisa masuk RLC?

“Istilahnya protapnya bila hasil keluar positif lapor ke RT, RW lanjut ke puskesmas. Nanti petugas puskesmas japri kita untuk konfirmasi dan memantau. Menanyakan mau isolasi mandiri atau terpusat.

“Kalau pilih terpusat nanti ditawarin beberapa opsi lokasi isolasi nya. Nah saya dpt dua opsi RLC dan Hot Twin. Lalu puskesmas minta fotokopi KK dan KTP.

“Saya berharap di hotel. Selang sehari kemudian saya dijapri RLC nerima duluan. Karena petugasnya bilang nanti yang mana duluan yang nerima ya Pak. Ternyata RLC. Dibawa deh ke sini.

“Hari kamis 28 Januari saya dibawa. Saya pikir terhitung dari hari Kamis. Ternyata dihitung sejak kita swab. Berarti aku sudah 9 hari di RLC

.

Bersyukur kondisi sang istri makin membaik dengan isoman di rumah”

Kalau dah 14 hari di RLC, pasien di PCR lagi?

“Nanti sebelum pulang diminta screening dulu. Karena kita sebagai penyintas covid sangat diharapkan untuk bisa donor plasma konvaselen. Tapi diseleksi dulu ada Hepatitis ga, atau penyakit lain deh. Kalau ternyata bersih atau kadar antibodi oke maka lulus donor plasma konvaselen”.

Ga bayar-bayar kan?

“Iya kita tinggal duduk manis aja. Donor plasma konvaselen agak lama prosesnya. Sekitar 45 menit lebih lama dari donor darah biasa.”

.”””””

Mau nanya donk, apa di tempat tinggal masing-masing kalau habis lapor positif ke RT langsung dilanjutkan ke puskesmas setempat? Beberapa ada yang cerita tanggapannya datar, kayak suruh cek sendiri.

.

Ini baru satu contoh kasus, kita ngga tahu gmn dengan kasus yang lain. Berharap tes COVID nggak cuma mengandalkan PCR, tapi Genose cepat banyak tersedia. Dan semoga benar ada bantuan dari pusat. Syukur-syukur bisa bener lagi alatnya

.